Gerakan Kembali Sekolah Digaungkan untuk Dukung Pembelajaran Tatap Muka
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah mengizinkan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) telah mengizinkan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan persyaratan khusus.
Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan learning loss serta dampak psikologis yang bisa berakibat permanen kepada siswa.
Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan, kebijakan PTM harus didukung untuk menyiapkan generasi muda.
Baca juga: Rerie: Evaluasi Segera Proses PTM yang Timbulkan Penyebaran Covid-19
"Namun harus tetap dilakukan dengan prinsip kepekaan, kehati-hatian, dan juga penuh kebijaksanaan dari berbagai pihak, mengingat kondisi setiap wilayah khususnya di kota besar dan kecil sangat berbeda," tutur Gita melalui keterangan tertulis, Kamis (25/11/2021).
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menimbulkan berbagai konsekuensi psikologis bukan hanya kepada anak-anak dan tenaga pengajar, namun juga kepada orang tua.
Psikolog klinis anak Roslina Verauli mengatakan dalam pandemi Covid-19 saat ini, orang tua butuh menunjukkan pemahaman terhadap kekhawatiran anak untuk kembali ke sekolah.
"Serta bertemu dengan teman-teman untuk menjalin relasi sosial. Orang tua juga harus memastikan dapat hadir dan memberikan dukungan dengan melibatkan teknik positive parenting," tutur Roslina.
Kampanye "Kembali ke Sekolah" bersama Nusantics dilakukan untuk membantu meningkatkan kepercayaan orang tua, tenaga pengajar, serta para siswa untuk melakukan PTM dengan aman dan nyaman.
Baca juga: Menkes Sebut 126 Kab/Kota Alami Kenaikan Kasus Covid-19, Disebabkan dari PTM dan Takziah
"Kami menyadari ini adalah situasi yang dilematis, namun demi kebaikan jangka panjang dari sisi intelektualitas dan psikologis, PTM harus dilakukan dengan hati-hati," ujar Co-founder dan CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri.
Hasil penelitian pro-bono Nusantics pada 121 ruang kelas pada SDN di Jakarta menyatakan bahwa, 119 ruang kelas terdeteksi aman pada periode sample September hingga Oktober 2021.
"Deteksi virus COVID-19 di udara dengan metode PCR dan pengukuran sirkulasi udara sangat penting dilakukan untuk memitigasi risiko penularan dan menentukan langkah strategis dalam memastikan keamanan ruangan kelas dan lingkungan sekolah," pungkas Sharlini.