4 Tokoh Nasional Ini Tolak Namanya Dikaitkan dengan Artikel Adu Domba LSM Amerika
Saya mengendus adanya pemanfaatan nama-nama tokoh Islam Indonesia untuk kepentingan finansial tertentu
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak empat tokoh nasional yaitu Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif selaku Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan selaku Guru Besar Emeritus Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Dr. M. Amin Abdullah selaku Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, dan Prof. Dr. Azyumardi Azra selaku Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, menolak dikaitkan dengan publikasi bernada tuduhan dan berpotensi mengarah kepada adu domba.
Publikasi itu berjudul “POLITICAL COMMUNIQUÉ: 2021_10_28_Nahdlatul Ulama Circular Letter: Executive Summary” dan didistribusikan secara luas melalui alamat email LibForAll Foundation dan ditayangkan di situs Bayt ar-Rahmah.
"Ya. Saya tidak hanya menolak publikasi tersebut, tapi sudah lama keberatan nama saya dipasang di website dia. Saya mengendus adanya pemanfaatan nama-nama tokoh Islam Indonesia untuk kepentingan finansial tertentu," kata Azyumardi Azra saat dihubungi Tribunnews, Selasa (30/11/2021).
Adapun publikasi tersebut ditayangkan di situs web Bayt ar-Rahmah dan disebarluaskan oleh LibForAll Foundation.
Keduanya merupakan LSM Amerika Serikat (AS), didirikan dan dipimpin oleh C. Holland Taylor yang kabarnya bermukim di Indonesia.
Baca juga: The Daily Express Minta Maaf Publikasikan Klaim Palsu Rusia Curi Formula Vaksin AstraZeneca
Dalam artikel tersebut, terdapat pernyataan yang berbunyi:
"…sebuah surat edaran yang didistribusikan kepada mereka yang memimpin Nahdlatul Ulama, sebagai respons terhadap upaya-upaya oleh Institut Leimena, suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di Jakarta dan penyokong-penyokong asingnya — Institute for Global Engagement (IGE) dan American Jewish Committee (AJC) yang berbasis di Amerika Serikat — untuk memanfaatkan Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama Indonesia yang sangat kuat dalam menjalankan suatu agenda yang berpotensi memecah belah dengan didikte oleh aktor-aktor asing, yang hendak mengubah lanskap sosiokultural, agama, dan politik Indonesia yang kompleks.”
Kuasa hukum keempat tokoh tersebut, Maruarar Siahaan, telah melayangkan surat penolakan tegas ke LibForAll Foundation di Amerika Serikat, ditujukan kepada CEO dan Chairman, C. Holland Taylor, pada 19 November lalu.
“Kami mengungkapkan keterkejutan dan ketidakpercayaan kami ketika membaca artikel yang didistribusikan LibForAll dan ditayangkan di situs web Bayt ar-Rahmah tersebut,” ujar Maruarar.
Maruarar mengatakan ada 3 persoalan serius yang menjadi sorotan.
"Pertama, pernyataan bernada tuduhan dalam artikel yang disebarluaskan LibForAll tersebut tidak ada dalam Surat Edaran Nahdlatul Ulama (SE NU) tanggal 20 September 2021 yang dikutip," katanya.
SE tersebut dikatakan Maruarar, intinya hanya bersifat koordinasi, agar kerja sama dengan Institut Leimena, Institute for Global Engagement (IGE), dan American Jewish Committee (AJC) terlebih dahulu dikonsultasikan dengan mendapat persetujuan langsung dari PBNU.
Hal tersebut diperjelas dalam surat balasan Pengurus Besar NU (PBNU) tertanggal 22 November 2021, nomor 4268/B.III.02/11/2021, kepada AJC perihal Surat Edaran NU tersebut, di mana PBNU sama sekali tidak menuduh masalah apa pun di pihak AJC, IGE, dan Institut Leimena.
"Bahkan, PBNU menegaskan “senantiasa mendorong kerja sama dengan pihak manapun, sepanjang berkomitmen untuk penegakan Hak Asasi Manusia, demokratisasi, perdamaian, dan kemanusiaan,” yang mana sejalan dengan apa yang dilakukan Institut Leimena," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.