Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiku: Jika Patuh Menjalankan 5M, Kasus Omicron di Indonesia Tak akan Meledak Seperti di Eropa

Pemerintah tidak akan bisa bekerja sendiri tanpa dukungan unsur akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Wiku: Jika Patuh Menjalankan 5M, Kasus Omicron di Indonesia Tak akan Meledak Seperti di Eropa
istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito 

Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya.

"Kita berharap perkembangan kasus di Indonesia yang semakin baik ini tetap bertahan. Bahkan pasca periode nataru seringkali menimbulkan lonjakan kasus," lanjut Wiku.

Untuk itu diharapkan momen nataru dapat dilalui Indonesia dengan baik tanpa ada lonjakan kasus drastis.

"Saya meminta masyarakat Indonesia juga berempati untuk negara lain karena pandemi Covid-19 baru akan selesai apabila semua negara dapat mengendalikan kasus sehingga mendukung proses pemulihan ekonomi global," ungkapnya.

Ketahanan Ekonomi Lebih Baik

Ahli Ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan masyarakat mulai memandang Covid-19 bukan faktor ketakutan lagi. 

Hal itu dibuktikan dari indikator aktivitas manufaktur purchasing managers index (PMI) tembus ke rekor terbaru yakni 57,2 pada Oktober 2021. 

Berita Rekomendasi

Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 52,2.

Baca juga: Aturan & Syarat Terbaru Ketentuan Perjalanan Internasional di Indonesia untuk Cegah Varian Omicron

"Tapi di satu sisi Covid-19 harus tetap diwaspadai. Jangan sampai orang beramai-ramai masuk ke dalam mall. Harapannya saat pemerintah melakukan kebijakan by stages faktor kesehatan menjadi solid, vaksinasi kemudian di push," kata Fithra.

Pemerintah perlu terus memperkuat diseminasi bahaya Covid-19.

"Seharusnya cara ini bisa memperbaiki ekonomi Indonesia ke depan. Sebaliknya sentimen negatif akan mempengaruhi gairah belanja masyarakat," imbuhnya.

Fithra menambahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2022 yang lebih baik dari 2021 pemerintah harus fokus pada pemulihan kesehatan. (Tribun Network/Reynas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas