Dikritik karena Minta Tunarungu Bicara, Risma Mengaku Tak Ada Niat untuk Memaksa
Risma memberikan klarifikasi setelah dikritik karena meminta seorang anak tunarungu berbicara dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
Sebab, ia meyakini bahwa para penyandang tunarungu bisa berbicara selama dilatih terus-menerus.
"Jadi saya ingin mengoptimalkan kemampuan dia kalau memang dia bisa bicara."
"Itu pilihan, setelah itu dia mau bicara atau tidak," katanya.
"Di titik tertentu memang kalau dia terpaksa, dia harus bisa bagaimana survive itu."
"Jadi tidak ada saya niat untuk maksa-maksa, untuk apa," terang Mensos Risma.
Baca juga: Mensos Tri Rismaharini Semangati Anak-anak di Indramayu yang Orang Tuanya Meninggal Karena Covid-19
Baca juga: Mensos Risma Akan Bangun Sistem Command Center untuk Percepat Penanganan Masalah Sosial
Risma Ceritakan Pengalaman Lain
Sebelumnya, Risma memastikan keberpihakan kepada penyandang disabilitas.
Kepada awak media, ia secara terbuka menyatakan ada pengalaman yang sangat memprihatinkan.
Mensos menyatakan, ada disabilitas tunarungu yang tertabrak kereta api.
Selain itu, ada yang harus kehilangan jiwa karena bencana.
"Ini pengalaman sangat memukul saya. Saya hanya ingin memastikan mereka bisa menyampaikan pesan dengan berbagai cara."
"Mereka harus bisa bereaksi terhadap lingkungannya khususnya bila itu membahayakan jiwa dan kehormatannya."
"Apakah dengan suara, gerakan tangan, atau alat bantu yang mereka kenakan," ujarnya dalam keterangan tertulis di laman Kemensos, Jumat.
Baca juga: Menteri Sosial Tri Rismaharini Kelelahan Saat Kunjungi ke Lokasi Longsor di Sumatera Utara
Baca juga: Mensos Risma Sampaikan Langkah-langkah Strategis Pencegahan Korupsi
Bagi Risma, respons tunarungu terhadap lingkungan tersebut sangat penting.