Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Ridwan Kamil Bisa Gabung NasDem Tapi Terganjal Hal Ini

Masih belum jelas partai politik mana yang akan menjadi tempat berlabuhnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK).

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengamat Sebut Ridwan Kamil Bisa Gabung NasDem Tapi Terganjal Hal Ini
Tribunnews.com/Fauzi Nur Alamsyah
Gubernur Ridwan Kamil dan istri saat ditemui di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai masih belum jelas partai politik mana yang akan menjadi tempat berlabuhnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK).

Pasalnya, untuk urusan pemilihan presiden (pilpres), para ketua umum partai memiliki hak lebih untuk dicalonkan menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).

"Kalau untuk urusan Pilpres, masih belum jelas RK akan masuk partai mana. Karena semua ketum partai itu akan maju juga sebagai capres dan cawapres. Namun jika untuk pencalonan menjadi gubernur lagi kedua kalinya, mungkin bisa masuk Golkar atau NasDem," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Jumat (3/12/2021).

Dikatakan Ujang, berbeda situasinya dengan partai yang tak memiliki kandidat capres atau cawapres.

Baca juga: Respons Keinginan Ridwan Kamil, Waketum Golkar: Kami Partai Terbuka, Tapi Capres Kami Airlangga

Ujang menyebut RK bisa saja bergabung dengan Partai NasDem karena partai pimpinan Surya Paloh itu mendukung figur di luar kader internal.

Namun Ujang menilai NasDem lebih dekat mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Berita Rekomendasi

"Kecuali partai yang tak punya kandidat seperti NasDem, itu bisa dukung figur di luar kader. Bisa dukung Anies, mungkin bisa juga dukung RK. Namun Nasdem lebih dekat ke Anies, karena soal irisan JK (Jusuf Kalla) yang jadi mentor Anies dekat dengan Surya Paloh," ujarnya.

Siap Maju Pilpres 2024

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memutuskan akan masuk partai politik pada 2022. Keputusan ini sekaligus akan menguatkan rencananya maju dalam Pilpres 2024.

Ridwan Kamil mengatakan hal ini saat tampil di acara Future Leader yang digelar Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (2/12/2021). Saat itu dia menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan ia mencalonkan diri dalam Pilpres 2024.

Menurutnya, pilihan politiknya ke depan berlandaskan realita dan dua pilihan. Pintu pertama adalah melanjutkan periode dua sebagai Gubernur Jabar.

"Kalau saya pilih kiri, 2024 saya ikut Pilgub lagi. Atau pintu kedua, kepemimpinan nasional. Karena kan Pak Jokowi selesai dalam dua periode,” katanya.

Menurutnya, ia akan selalu mendapatkan pertanyaan terkait Pilpres 2024, karena publik bertanya siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan usai Jokowi.

Maju dalam kontelasi nasional menurutnya membutuhkan tiga modal besar, yakni elektabilitas dan popularitas, dua logistik, lalu ketiga partai yang dalam sistem demokrasi menjadi kendaraan untuk maju.

“Dua modal itu saya belum punya. Duit tidak ada, partai juga belum. Yang saya miliki sekarang elektabilitas dan kesukaan,” tuturnya.

Karena belum memiliki modal logistik dan berpartai, dirinya saat ini tengah meningkatkan kinerja. Jika upaya ini direspon partai politik dengan meminangnya untuk maju, Ridwan Kamil memastikan pihaknya tidak akan menolak.

"Tapi politik tahu diri itu, saya harus tahu diri, anda itu siapa. Diusung partai belum pasti, kalau nggak, saya tahu diri. Kalau tidak ada partai, saya akan melanjutkan menjadi gubernur. Tapi kalau ada partai butuh tokoh elektabilitas yang lumayan, saya dihitung, saya bismillah,” katanya.

Dibanding menunggu dipinang, Ridwan Kamil akhirnya memutuskan dirinya akan masuk partai politik pada tahun depan.

“Sudah saya putuskan, tahun depan saya akan masuk parpol. Warnanya yang mana, taplak ini, warna baju satpam, hijab merah, saya belum tahu. Yang pasti, yang paling Pancasilais, karena Pancasila itu nomer satu. Tidak boleh terlalu kiri, kanan, politik jalan tengah lah yang saya pilih,” katanya.

Menurutnya posisi politik di tengah saat ini dibutuhkan untuk merangkul yang di kiri dan kanan. Di luar itu, Ridwan Kamil juga sudah mempelajari dua pilkada yang dia ikuti untuk bisa memenangkan sebuah kontestasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas