Dipercaya Pimpin PA GMNI, Arief Hidayat Ajak Kader Kawal dan Jaga Pancasila
Penetapan itu berlangsung dalam Rapat Pleno VII Kongres IV PA GMNI di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/12/2021).
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) memilih secara aklamasi Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat sebagai Ketua Umum DPP PA GMNI masa bakti 2021-2026.
Penetapan itu berlangsung dalam Rapat Pleno VII Kongres IV PA GMNI di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/12/2021).
"Kami menetapkan Prof Arief Hidayat sebagai Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia," kata Ketua Sidang Kongres IV PA GMNI, James Sumendap dalam keterangan yang diterima pada Rabu (8/12/2021).
Kemudian, James menyerahkan dokumen keputusan Kongres IV PA GMNI kepada Arief.
"Dengan ini saya menerima amanat, disaksikan seluruh peserta Kongres IV PA GMNI. Terima kasih, semoga Tuhan melindungi dan mempererat persaudaraan kita dalam wadah Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia," ujar Arief saat menerima dokumen.
Baca juga: Ahmad Basarah: PA GMNI Apresiasi Presiden Jokowi Antisipasi Upaya Penetrasi Ideologi Transnasional
Usai itu, Arief diberikan panji PA GMNI oleh James.
“Kibarkan panji PA GMNI di seluruh Nusantara dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Rote,” kata James.
Arief lantas mengangkat tinggi panji pataka dan mengibarkannya di hadapan forum kongres.
Kongres juga menetapkan 11 orang tim formatur yang dipimpin Arief dengan anggota, yaitu Ahmad Basarah, Abdi Yuhana, James Sumendap, Baginda, Soetarto, Alek Bajo, Yunus Takandewa, Albert Hama, Kletus B Wetipo, dan Deni Wicaksono. Tim formatur nantinya memilih dan menetapkan susunan DPP PA GMNI.
Saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Ketua Umum DPP PA GMNI, Arief Hidayat mengajak segenap anggota PA GMNI untuk menjadi kader yang mengawal dan menjaga tegaknya ideologi dan dasar negara, Pancasila.
Arief mengatakan ruang-ruang virtual harus dinarasikan dengan ajaran-ajaran Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno.
"Kita tahu bahwa sekarang ini generasi muda Indonesia milenial kurang mengerti apa itu ajaran-ajaran Soekarno, karena kita tahu bahwa di era Reformasi ini, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara itu terpinggirkan secara sistematis, secara terstruktur, bahkan akan dihilangkan dari Bumi Pertiwi," ucap Arief.
"Namun, marilah kita menjadi kader-kader yang tampil ke depan untuk menjaga mempertahankan dan sekaligus mengaktualisasikan ajaran-ajaran Soekarno dan yang terutama adalah ajaran Pancasila sebagai ideologi falsafah negara. Saya meminta dan mengajak semua teman-teman kader-kader PA GMNI untuk bersama-sama menjaga ideologi dan dasar negara Pancasila kita," lanjutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.