Ini Kata Karutan Kebon Waru Bandung Soal Dugaan Pelaku Rudapaksa Santriwati Babak Belur di Rutan
Kepala Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung Riko Stiven buka suara soal kondisi pelaku rudapaksa 12 santri.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
![Ini Kata Karutan Kebon Waru Bandung Soal Dugaan Pelaku Rudapaksa Santriwati Babak Belur di Rutan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kepala-rutan-kelas-1a-kebon-waru-bandung-riko-stiven.jpg)
Sebelumnya, telah beredar luas di media sosial wajah pelaku rudapaksa 12 santri di Bandung yang babak belur.
Dari gambar yang beredar, mata sebelah kanan pelaku terlihat lebam hingga berwarna ungu kehitaman.
Sementara di bagian kantung mata kanannya, terlihat turun.
Dibagian kanan atas pelipisnya juga terlihat bekas luka kecoklatan.
Dan di pipi kirinya berwarna merah.
Dari sorot mata dan kondisi yang beredar, pelaku seperti orang yang baru saja dihajar orang.
Namun akhirnya, Karutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung menepisnya dengan menunjukkan foto terbaru yang bersangkutan sehat.
Baca juga: Doktrin Herry Wirawan pada Santriwati Korban Rudapaksa, Lebih Takut Guru Dibanding Orang Tua
Kasus Rudapaksa 12 Santri
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) RI Livia Istania DF Iskandar ungkap sejumlah fakta baru tentang pelaku rudapaksa santri di Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan data di persidangan, terungkap bahwa para santri yang menjadi korban rudapaksa itu pernah diminta menjadi kuli untuk membangun gedung pesantren di daerah Cibiru.
Selain dirampas waktu belajarnya karena harus menjadi kuli, dana bantuan pendidikan para santri yang diberikan pemerintah pun juga dirampas pelaku.
Bahkan, bayi-bayi yang dilahirkan para korban rudapaksa itu juga ikut dieksploitasi oleh pelaku.
Mereka diakui sebagai anak yatim piatu demi dijadikan alat untuk meminta dana bantuan ke sejumlah pihak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.