KH.Masrur Syamhari: Indonesia Menikmati Generasi Penghafal Qur’an yang Diharapkan Ubah Akhlaq Bangsa
Pesantren tahfidz di Indonesia saat ini beredar dimana-mana, pada awal tahun 2000 an kita tidak menyaksikan situasi yang seperti ini
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Pendiri sekaligus Pimpinan Pesantren Bina Madani, KH. Masrur Syamhari, menyampaikan sebuah kabar gembira dari dunia pendidikan Islam, bahwa bangsa Indonesia saat ini memiliki generasi emas para penghafal Qur’an.
Hal ini disampaikan Kiai Masrur Syamhari ketika menyampaikan sambutan di acara Wisuda Tahfidz Al-Qur'an Ke VII dan Wisuda Sanad IV di Ma'had Bina Madani Putri, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (15/12/2021).
“Pesantren tahfidz di Indonesia saat ini beredar dimana-mana, pada awal tahun 2000 an kita tidak menyaksikan situasi yang seperti ini. Indonesia saat ini mencapai puncak keemasaanya ketika anak-anak umat belajar Al-Qur’an dengan cara yang benar,” kata Kiai Masrur Syamhari.
“Anak-anak umat ini belajar membaca dan menghafal Qur’an dengan mujawwadah dan tajwid yang benar dari asatidzah dan guru-guru yang kompeten di bidangnya. Bahasa Arab mereka juga bagus-bagus karena terpengaruh oleh tajwid dan makhorijul huruf Qur’an,” tambah Kiai Masrur.

Menurut Kiai Masrur, kondisi umat di Indonesia yang memiliki banyak generasi muda penghafal Qur’an harus disyukuri dengan cara memaksimalkan potensi para lulusan pesantren tahfidz yang telah hafal Qur’an tersebut.
“Dengan adanya para penghafal Qur’an (huffadz) kita ingin melakukan perubahan di negeri ini dari sebuah sistem yang kita sekarang ini berada di dalamnya. Jadi apapun profesi para hafidzot ini nantinya jangan sampai materi jadi tujuannya, mereka harus melakukan perubahan dengan akhlaq yang baik,” katanya.
“Kenapa pondok ini mewajibkan anak-anak belajar menghafal Qur’an dan akhlaq Qur’an karena kami sebagai pendiri yakin dengan seyakin-yakinnya dengan Qur’an kita bisa selamat dunia akhirat, karena di dalamnya ada pedoman, ada rahmat Allah, ada kabar gembira yang dijanjikan oleh Allah SWT,” tambah Kiai Masrur.
Berkali-kali dalam sambutannya, Kiai Masrur yang merupakan lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor menegaskan bahwa yang paling nomor satu diperhatikan oleh generasi masa kini adalah akhlaq.
"Anak-anak yang telah hafal Qur'an jangan sampai akhlaqnya sama dengan mereka yang tidak belajar Qur'an. Jika ada anak yang sudah tamat dari pesantren ini akhlaqnya tidak baik berarti dia tidak mendapat taufiq selama belajar dan hatinya tertutup. Akhlaq itu penting sebab bejatnya suatu bangsa karena akhlaq yang buruk dan akhirnya mereka salah menentukan arah pendidikan," tegas Kiai Masrur.
Pesantren Bina Madani yang terletak di bawah kaki gunung tepatnya di Tegalrandu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah menekankan pembelajaran akhlaq yang berasal dari sumbernya langsung yakni Qur’an dan Sunnah Nabawiyah.
“Sayyidah Aisyah, istri Rasulullah ketika ditanya apa akhlaq Rasulullah? Beliau dengan jelas menjawab akhlaq Rasulullah adalah Al-Qur’an. Jadi yang pertama kali dikerjakan adalah akhlaq, poros dari pondok ini adalah cerminan kegiatan akhlaq,” katanya.
Di acara tersebut, Civitas Akademika Pesantren Bina Madani khusus Putri menggelar prosesi 92 Wisudawati Al-Quran dan 92 Wisudawati Sanad Matan.
Pesantren Bina Madani khusus putri di Magelang memiliki visi menjadi Lembaga Pendidikan Tahfidz Al-Qur’an yang Unggul dan Pencetak Generasi Penghafal (Hafidz) Al-Qur’an Bersanad yang Berakhlaq Karimah, Cerdas, dan Berilmu Luas
Masa pendidikan di pesantren ini selama 6 tahun ( Berizasah SMP / MTs dan SMA/MA) dan pengabdian 1 tahun, bagi pendaftar dari SD atau MI
Selain itu ada juga masa pendidikan 3 tahun ( Berizasah SMA/MA) dan pengabdian 1 tahun, bagi pendaftar dari SMP/MTs
Kurikulum yang diterapkan di Ma’had Bina Madani Putri dirancang lebih menekankan kepada Al-Qur’an baik bacaan, hafalan, tadabbur dan pengamalannya yang ditunjang dengan Bahasa Arab dan ‘ulum syar’iyyah serta dibekali dengan beberapa ilmu umum sebagai wawasan dan modal untuk lulus ujian negara.