Siapa Ciliandra Fangiono? Sosok Berusia Relatif Muda yang Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia
Siapa Ciliandra Fangiono? Sosok berusia relatif muda yang masuk dalam daftar 50 orang paling kaya di Indonesia.
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa Ciliandra Fangiono? Sosok berusia relatif muda yang masuk dalam daftar 50 orang paling kaya di Indonesia.
Majalah Forbes merilis daftar 50 orang paling kaya di Indonesia.
Dalam daftar yang dikeluarkan pada akhir 2021 ini, ada nama Ciliandra Fangiono.
Ia menduduki urutan ke-24 orang terkaya di Indonesia dalam usia relatif muda yakni 45 tahun.
Total kekayaan bersihnya ditaksir mencapai Rp 1,83 miliar dollar AS atau setara Rp 26,1 triliun (kurs Rp 14.300).
Baca juga: Politikus Gerindra Tuding Sandiaga Uno Rekayasa Ijtima Ulama Demi Maju Pilpres 2024
Sumber kekayaan terbesarnya berasal dari perkebunan sawit.
Dia merupakan generasi kedua yang mewarisi perusahaan sawit dari ayahnya, Martias.
Ciliandra merupakan CEO First Resources Ltd, perusahaan yang tercatat di bursa efek Singapura yang banyak menguasai ratusan ribu hektar lahan sawit di Indonesia.
First Resources sendiri dirintis ayahnya sejak dua dekade silam.
Perusahaan ini memiliki puluhan pabrik pengolahan sawit yang banyak tersebar di Sumatera dan Kalimantan.
Dirangkum dari laman resminya, First Resources didirikan pada tahun 1992 dan terdaftar di Bursa Singapura sejak 2007.
First Resources adalah salah satu produsen minyak sawit terkemuka di Asia Tenggara , yang mengelola lebih dari 200.000 hektar perkebunan kelapa sawit di provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat di Indonesia.
Baca juga: DAFTAR 10 Orang Terkaya di Indonesia Beserta Jumlah Kekayaannya, Versi Majalah Forbes
Kegiatan bisnis inti perusahaan meliputi budidaya kelapa sawit, memanen tandan buah segar (TBS) dan mengolahnya menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK).
Selain perkebunan dan pabrik kelapa sawit, First Resources melalui pabrik penyulingan, fraksionasi, biodiesel dan penghancur inti, memproses produksi CPO dan PK menjadi produk berbasis kelapa sawit yang bernilai lebih tinggi.