Wapres Ma'ruf: Siapkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia, Perlu Transformasi dan Kolaborasi
Di era teknologi informasi saat ini, dunia pendidikan juga menghadapi tantangan, yakni hadirnya pendidikan online dan lahirnya generasi digital.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era teknologi informasi saat ini, dunia pendidikan juga menghadapi tantangan, yakni hadirnya pendidikan online dan lahirnya generasi digital.
Institusi pendidikan tinggi pun diharapkan dapat menghadapi tantangan tersebut dengan tetap fokus mencetak SDM unggul, berdaya saing global, dan berakhlak mulia, sehingga menjadi pendidikan kelas dunia.
Untuk itu diperlukan transformasi dan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (dudi), pemerintah, lembaga non-pemerintah, organisasi profesi, masyarakat, dan media.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri The 5th International Seminar and Conference on Global Issues (ISCoGI) 2021 secara virtual dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Sabtu (18/12/2021).
“Transformasi dan kolaborasi diperlukan pula untuk menjadikan pendidikan tinggi berkelas dunia,” tegas Ma’ruf Amin.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa transformasi dan kolaborasi tersebut dapat diterapkan melalui empat kerangka konkret.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Vokasi untuk Mencetak SDM Unggul dan Siap Kerja di Berbagai Bidang
Pertama, Wapres menjelaskan, melalui peremajaan tata kelola manajemen sistem pendidikan, dan pengembangan riset dengan mengedepankan good university governance melalui nilai-nilai seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, penjaminan mutu, dan relevansi.
“Hal ini penting agar pembiayaan semakin efisien, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selaras dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” urainya.
Kedua, tambahnya, melalui peninjauan metodologi penelitian agar adaptif dengan kemajuan teknologi informasi. Wapres pun mencontohkan banyaknya lembaga riset telah memanfaatkan kecerdasan buatan dan big data dalam survei massal.
Dengan hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang mendekati real-time, sulit ditandingi oleh metode survei manual.
“Ketiga, peningkatan kerja sama internasional antar universitas pada tataran individu, seperti program pertukaran antar dosen maupun antar mahasiswa. Harapannya dapat meningkatkan kualitas penelitian dosen, kualitas alumni, model pengajaran dan pembelajaran, hingga program pengabdian masyarakat,” imbuhnya.
Sementara yang keempat, Wapres menekankan bahwa pendidikan tinggi dituntut untuk menjadi pusat budaya dan penggerak perubahan sosial menuju masyarakat yang demokratis, berpandangan maju, sekaligus beriman dan berakhlak mulia.
Baca juga: Omicron Terdeteksi di Indonesia, Wapres Sebut PPKM akan Diperketat
Dengan empat langkah konkret tersebut, Wapres menilai dunia pendidikan akan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi dan berkembang secara dinamis.
“Inilah peran penting pendidikan tinggi yang tidak boleh terlupakan, agar penguasaan teknologi maju tetap diimbangi dengan aspek kemanusiaan dan keimanan,” pesannya.
Menutup sambutannya, Wapres berharap agar forum hari ini dapat menghasilkan kebijakan yang bisa membawa perguruan tinggi menjadi lebih baik lagi.
“Semoga forum ini mampu menghasilkan arah kebijakan tata kelola perguruan tinggi yang dilandasi good university governance, untuk menuju world class university,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Universitas Wahid Hasyim Semarang Noor Achmad, menyampaikan bahwa forum seminar internasional hari ini merupakan sarana pertemuan para praktisi pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk berdiskusi seputar isu global yang dihadapi di dunia pendidikan.
Ke depan, ia berharap forum diskusi ini akan menjadi sebuah rutinitas yang dilakukan di universitas-universitas karena permasalahan dunia pendidikan terus berkembang mengikuti perubahan zaman.
“Saya berharap forum seperti ini akan terus diadakan di tahun-tahun ke depan untuk mendiskusikan isu-isu global seputar pendidikan dan isu global secara umum seperti pengelolaan kampus di era digital, isu kemanusiaan, climate change, penanganan pandemi, anti terotisme serta radikalisme, dan sebagainya,” ungkap Noor Achmad.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.