Sebut Situasi Covid-19 Indonesia Lampu Kuning, IDI: Pemerintah Perlu Perketat Lagi Pintu Masuk
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih ingatkan bahwa pemerintah perlu perketat lagi pintu masuk perjalanan luar negeri.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih ingatkan bahwa pemerintah perlu perketat lagi pintu masuk perjalanan luar negeri.
Hal ini, kata Daeng, sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus Omicron.
"Jadi kita sudah lampu kuning. Saya kira memang kalau kita sudah tahu seperti ini, langkah yang harus cepat dilakukan, kita perlu perketat lagi pintu masuk," kata Daeng dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (19/12/2021).
Selain itu, Daeng juga menginstruksikan kepada pengurus daerah untuk sesegera mungkin mengambil langkah antisipasi lonjakan kasus Omicron.
"Kita minta semua kawan-kawan di daerah untuk sudah siap-siap kembali di lapangan menghadapi Omicron," tambah Daeng.
Meski gejala Omicron ini tidak lebih berat dari varian Delta, Daeng menyebut penularan varian Omicron lima kali lebih cepat daripada varian Delta.
Baca juga: 2 Orang Positif Omicron usai Pulang dari Amerika dan Inggris, Satgas Covid-19 Fokus Lakukan Tracing
"Sudah dikonfirmasi para ahli gejala Omicron ini tidak lebih berat, malah lebih ringan. Namun kecepatan penularannya ada yang menyebut angka 500 persen," lanjut Daeng.
Kendati demikian, Daeng meminta masyarakat untuk tidak panik menghadapi Omicron.
"Gejala Covid-19 secara keseluruhan sebetulnya lebih banyak gejala ringan, tetapi Omicron ini jauh lebih banyak lagi."
"Shelter-shelter solasi mandiri ini lebih di sounding untuk dipersiapkan. Saya kira kawan-kawan di satgas sudah mulai ancang-ancang, readiness dan preparedness sudah dilakukan,” kata Daeng.
2 Orang Positif Omicron, Total 3 Orang
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi kembali mengkonfirmasi adanya tambahan dua kasus positif Omicron di Indonesia.
Dengan tambahan dua kasus tersebut, maka kasus positif Omicron di Indonesia saat ini menjadi tiga kasus.
Baca juga: PBNU Keluarkan Rp 1,7 Triliun untuk Tangani Covid-19
"Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan."
"Serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris."
"Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet," kata Nadia yang dikutip dari Tribunnews.com.
Diketahui, kedua orang tersebut adalah WNI yang baru saja bepergian dari Amerika Selatan dan Inggris.
Wisma Atlet Lockdown 7 Hari
Petugas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet memberlakukan lockdown lokal di beberapa tower sejak Kamis (16/12/2021) malam.
Lockdown atau pembatasan ketat ini dilakukan pasca terdeteksinya kasus varian Omicron di Indonesia.
Semua tenaga kesehatan dan staf tidak diperkenankan untuk mengelilingi area Wisma Atlet.
Untuk diketahui, lockdown akan diberlakukan selama 7 hari ke depan.
Ini dilakukan sebagai langkah mitigasi penyebaran lokal Covid-19.
Kapuskes TNI Mayor Jenderal Budiman kabarkan tower 2,3,5,6 dan 1 kebelakang saat ini dilockdown.
Semua orang yang tinggal di komplek Wisma Atlet ini tidak boleh keluar.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun Sudah Digelar, Ini Rekomendasi dari IDAI
Terkecuali bila ada keperluan khusus, misalnya dokter spesialis yang masih dibutuhkan di rumah sakit lain.
"Saat ini yang dilockdown adalah gedung 2,3,5,6 dan 1 kebelakang. Lockdown tidak boleh ada orang keluar masuk, kecuali dengan menggunakan prosedur yang ketat."
"Yakni menggunakan baju hasmat, seperti contohnya dokter spesialis yang mungkin juga masih dibutuhkan di rumah sakit lainnya, maka bisa keluar masuk dengan menggunakan hasmat."
"Yang tinggal di RSDC ini betul-betul tidak boleh keluar," jelas Budiman dikutip dari Kompas Tv, Jumat (17/12/2021).
Sementara itu, untuk pasien baru yang terkonfirmasi Covid-19, masih diizinkan masuk untuk melakukan karantina di area ini.
"Untuk pasien yang akan masuk atau pasien-pasien terkonfirmasi Covid-19 apapun variannya tetep bisa masuk (karantina di Wisma Atlet)."
"(Mereka) tentu saja (diizinkan masuk), karena kita punya tempat luas. Untuk yang berbeda varian akan kita pisahkan," jelas Budiman.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Waradani/Reynas Abdila/Faryyanida Putwiliani)