Yahya Cholil Staquf Ungkap Alasan Melakukan Perjalanan ke Israel Lewat Buku Biografi
KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya mengungkap alasan perjalanannya ke Israel lewat buku biografinya yang diluncurkan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya mengungkap alasan perjalanannya ke Israel lewat buku biografinya yang diluncurkan, Minggu (19/12/2021).
Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat sebagai Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Penulis ‘Biografi KH. Yahya Cholil Staquf: Derap Langkah dan Gagasan’, Septa Dinata mengatakan Gus Yahya adalah tokoh NU kedua yang menjejakkan kaki di tanah Israel, setelah Gus Dur.
Kunjungan Gus Yahya saat itu menuai polemik, karena dianggap kontroversi.
Tapi menurutnya hal itu merupakan hal yang menarik dan tidak bisa dilakukan sembarang orang.
“Sosok Gus Yahya awalnya cukup asing bagi saya. Tapi seketika berubah setelah kontroversi beliau berkunjung ke Israel. Beliau orang kedua setelah Gus Dur. Saya langsung, ini bukan sembarangan orang yang berkunjung ke Israel ini,” katanya dalam peluncuran dan diskusi buku.
Baca juga: Yahya Cholil Staquf: Percayalah Saya Tak Mencalonkan Jadi Presiden
Menurutnya, jika orang menafsirkan kunjungan Gus Yahya tersebut merupakan bentuk ‘pro’ Gus Yahya terhadap Israel, it adalah asumsi yang latah.
Padahal menurutnya, jika dielaborasi, Gus Yahya memiliki alasan tersendiri dalam melakukan kunjungan tersebut.
“Sebelumnya beliau tidak hanya ke Israel, tapi kemana-mana untuk menghadiri berbagai macam forum, dengan berbagai macam stakeholder terutama yang ada di Eropa Barat dan Amerika,” katanya.
Karena itu, salah satu yang ia tuangkan dalam buku Biografi Gus Yahya adalah poin kunjungan Gus Yahya ke Israel.
Ia mengatakan pemikirannya banyak memberikan terobosan baru dan strategis bagi agama dan politik, baik secara global maupun di dalam tubuh NU sendiri.
Baca juga: Yahya Cholil Staquf Benarkan Maju Sebagai Calon Ketua PBNU
Septa mengatakan Gus Yahya mengingatkan pentingnya membangun kemasyarakatan yang mencakup persoalan ekonomi, alam atau lingkungan hidup, etika dan moral politik, dan sebagainya.
Dalam meningkatkan kapasitas hikmah atau pengabdian, Gus Yahya mengajukan gagasan tentang perlunya transformasi pola pikir dan transformasi mentalitas.
Alasan dan terawangan Gus Yahya ke depannya soal NU, semuanya akan diungkap lewat buku biografi tersebut.
“Terawangan beliau soal NU ini menarik sekali. Selama ini hanya keluhan saja,” ujarnya.
“Program-program NU ke depannya tidak lagi dibeda-bedakan. Dia menjadi organisasi yang terbuka bagi jamaah, bahkan diluar Islam sekalipun. Artinya NU akan diperluas, betul-betul kebermanfaatannya terasa bagi semua kalangan,” ujarnya.