Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luhut: Banyak yang Belanja ke Luar Negeri tapi Ingin Karantina Gratis

Pernyataan Luhut tersebut terkait dengan kabar pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang terlantar di bandara Soekarno-Hatta.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Luhut: Banyak yang Belanja ke Luar Negeri tapi Ingin Karantina Gratis
ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

Hal tersebut disampaikan Wiku dalam talkshow 'Mengapa Karantina Harus 10 Hari' bersama Rosi di Kompas TV.

"Jadi para pakar (juga pemerintah) dalam membuat kebijakan ini, kita sudah menanyakan ke beberapa pakar (terlebih dahulu)."

"(Ini untuk) memastikan yang dipimpin oleh Menko Marves dan juga para menteri kita, (kebijakan yang dibuat) ini tidak ditentukan secara semena-mena."

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Nunukan Tersisa 4 Pasien, Semuanya PMI yang Dideportasi dari Malaysia

"Jadi kita dapatkan saran itu juga harus hati-hati, (dan meminta pertanggung jawaban) mana buktinya dan itu memang sudah ada bukti-bukti ilmiahnya seperti itu," jelas Wiku, dikutip Tribunnews, Senin (20/12/2021).

Wiku menjelaskan, masa inkubasi virus Covid-19 sebenarnya tidak bisa diamati dengan jumlah hari yang tepat.

Pasalnya, setiap orang mengalami durasi siklus gejala Covid-19 yang berbeda.

"Masa inkubasi (virus Covid-19) tidak bisa dikatakan dengan jumlah hari yang tepat, tetapi dalam kurun waktu."

Berita Rekomendasi

"Jadi yang paling aman adalah memang 14 hari, tapi memang ada kasus-kasus yang gejalanya bisa lebih pendek."

"Dan itu tadi pun juga dengan simulasi matematika juga."

Baca juga: Vaksin Covid-19 Apa yang Cocok Diberikan untuk Anak Disabilitas? Berikut Penjelasan Dokter

"Jadi kita menentukan dengan prinsip kehati-hatian dan kita juga melihat negara lain juga dalam melaksanakan, karena masa karantina yang 10 hari pun itu tidak semua negara melaksanakan hal itu," terang Wiku.

Oleh karena itu, alangkah baiknya waspada daripada terjadi lonjakan penularan virus Covid-19, meski dikatakan varian Omicron tidak seganas varian Delta.

"Menurut saya, yang kita lakukan adalah prinsip kehati-hatian."

"Tapi, paham bahwa belum tentu apa yang kita tentukan tentukan itu tepat betul."

"Tapi, kalau kita terlalu mengambil risiko terlalu pendek, kita juga gambling dan itu berbahaya juga," jelas Wiku.

Baca juga: Biaya Pengembangan Aplikasi Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Jepang 52,25 Juta Yen

Kendati demikian, hal yang menjadi catatan saat ini adalah bagaimana cara memerangi adanya mafia-mafia karantina.

Jangan sampai perubahan aturan-aturan ini mempermudah mafia-mafia untuk memeras masyarakat.

Apalagi saat situasi sedang susah seperti sekarang ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas