Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

As'ad Ali Maju sebagai Calon Ketua Umum PBNU atas Desakan Para Kiai Sepuh

Perhelatan Muktamar ke-34 NU, ada dua nama Calon Ketua Umum PBNU yang muncul, yakni Said Aqil dan Yahya Cholil Staquf 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
zoom-in As'ad Ali Maju sebagai Calon Ketua Umum PBNU atas Desakan Para Kiai Sepuh
wartakota
KH Asad Said Ali 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Perhelatan Muktamar ke-34 NU, ada dua nama Calon Ketua Umum PBNU yang muncul, yakni Said Aqil dan Yahya Cholil Staquf.

Namun, ada satu nama alternatif di antara dua atas.

Nama tersebut yakni KH As'ad Said Ali.

As'ad Ali pun buka suara soal dirinya yang maju sebagai calon Ketua Umum PBNU.

"Ya tetap maju, atas desakan para kiai sepuh untuk mempersiapkan NU memasuki abad ke 2," kata As'ad saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).

Dia mengatakan sudah punya modal kuat, yakni terciptanya kader-kader penggerak yang disiapkan dalam pelatihan kader yang dikenal dengan Pendidikan Kader Penggerak NU sejak 2011.

Berita Rekomendasi

"Saat ini generasi muda NU banyak yang pintar lulusan universitas Timur Tengah, Eropa, Amerika," kata dia.

Baca juga: Digelar Malam Ini, Pemilihan Ketua Umum PBNU Dilakukan Lewat Voting

"Mereka harus diorganisir untuk merespons tuntutan kemajuan zaman khususnya  teknologi dan peradaban baru," ujar As'ad.

Kepastian soal lokasi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar ke-34 di Lampung menemui. titik terang.

Lokasi ini mengalami perubahan, setelah sebelumnya pemilihan ketua umum PBNU diagendakan di Pondok Pesantren Daarussa'adah Lampung Tengah.

"(Pemilihan ketua umum) di Universitas Lampung," ujar Ketua Steering Committee Muktamar ke-34 NU, Muhammad Nuh di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Bandar Lampung, Kamis (23/12/2021).

Nuh mengatakan setiap calon Ketum PBNU yang diusulkan oleh PWNU nantinya harus mengantongi minimal 99 suara.

"Yang dapat 99 tadi itu kemudian diminta musyawarah di antara mereka. Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju," kata Nuh.

Baca juga: Bertemu di Muktamar NU, Gerindra-PKB Jajaki Peluang Koalisi di 2024

Kemudian, jika dalam musyawarah itu tak menemukan kata sepakat, Nuh melanjutkan Rais Aam yang akan memilih siapa kandidat yang berhak maju.

"Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya," ujar Nuh.

"Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya, kalau calonnya lebih satu, maka baru divoting lagi. Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ, ya itu yang akan menjadi Ketum," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas