Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Orang-orang Berduit Habis Jalan-jalan di Luar Negeri Tapi Minta Gratis Karantina di Wisma Atlet

Para wisatawan dari luar negeri yang memaksa menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet beralasan tidak memiliki uang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Saat Orang-orang Berduit Habis Jalan-jalan di Luar Negeri Tapi Minta Gratis Karantina di Wisma Atlet
/JEPRIMA
Seorang anak digendong dipundak bapaknya saat berkeliling wisma atlet Jakarta saat menjalani isolasi setelah terkonfirmasi positif covid-19, Jumat (2/7/2021). 

Menurut dia, banyak wisatawan, terutama warga negara Indonesia (WNI), yang tak memahami aturan soal kelompok yang berhak menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet.

Tak sedikit di antara mereka yang memaksa untuk dikarantina di Wisam Atlet.

"Banyak wisatawan khususnya WNI yang tidak memahami siapa saja yang boleh ke wisma. Namun, dia memaksakan diri ke wisma," ujar Agus.

Padahal, dalam Ketentuan soal karantina kesehatan tersebut tercantum dalam surat edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2021.

Dalam aturan tersebut jelas, bahwa penumpang dari luar negeri yang bukan pekerja migran Indonesia, pelajar, atau aparatur sipil negara (ASN) diketahui wajib melakukan karantina kesehatan di hotel yang berbayar.

Sindiran Luhut

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan akan menindaktegas kepada masyarakat yang enggan menjalani karantina di hotel-hotel yang ditunjuk oleh pemerintah.

Berita Rekomendasi

Terlebih diketahui, orang-orang yang harus menjalani masa karantina tersebut malah mampu menggelontorkan uangnya untuk berbelanja di luar negeri.

"Banyak yang belanja ke luar negeri, shopping, tetapi tidak mau dikarantina di hotel. Padahal dia bisa. Dia minta dikarantina di Wisma Atlet karena gratis. Ini kami akan mengambil tindakan orang-orang yang seperti ini," kata Luhut dalam keterangan pers terkait evaluasi PPKM secara virtual, Senin (20/12/2021).

Luhut kembali memaparkan, untuk mengantisipasi melonjaknya PPLN yang tiba di Indonesia, pemerintah akan kembali menyiapkan tempat karantina tambahan untuk menjaga agar kondisi kepulangan mereka tetap kondusif dan sesuai protokol yang ada.

"Pemerintah juga akan mengkaji kesiapan Bandara Juanda Surabaya sebagai pintu masuk baru bagi PPLN yang akan pulang ke Tanah Air," ucapnya.

Luhut klaim kasus Covid-19 Indonesia masih rendah walau Omicron masuk
Terkait dengan perkembangan kasus Omicron yang terjadi di Indonesia, Luhut mengklaim bahwa kasus Covid-19 masih berada pada tingkat yang rendah.

"Hari ini, Indonesia telah melawati 157 hari sejak puncak kasus varian delta yang lalu. Angka Rt juga masih menunjukkan terkendalinya pandemi Covid-19," ujarnya.

Sementara itu, kasus aktif dan perawatan di rumah sakit Jawa-Bali masih menunjukkan tren penurunan.

Sedangkan cakupan vaksinasi umum dan lanjut usia (lansia) di wilayah yang Luhut tangani diklaim terus meningkat.

"Namun pemerintah juga terus mendorong beberapa daerah di Jawa dan Bali yang tingkat vaksinasi dosis pertamanya masih di bawah 50 persen," tuturnya.

Sumber: Kompas.TV/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas