Polri Ungkap Peran Para Terduga Teroris yang Diamankan di Kalteng, Kalsel dan Jawa Tengah
MS disebut sebagai eksekutor pembelian senjata kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mencokok beberapa terduga teroris di sejumlah daerah.
Penangkapan terduga teroris yang dilakukan beberapa hari terakhir itu tersebar mulai dari Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Jawa Tengah.
Teroris di Kalteng dan Kalsel diduga merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Sementara terduga teroris yang ditangkap di Jawa Tengah diduga terkait dengan jaringan Jamaah Islamiah.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para terduga teroris itu, diketahui mereka memiliki peran berbeda.
Terduga teroris berinisial MS yang dicokok di sebuah Hotel di Palangkaraya, Kalimantan Tengah misalnya, ia diduga memiliki peran sentral.
MS disebut sebagai eksekutor pembelian senjata kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, senjata yang dibeli MS itu nantinya akan digunakan untuk kegiatan aksi teror di wilayah Kalteng.
"MS berperan sebagai pendorong untuk melakukan pembelian senjata kelompok tersebut dan MS menyatakan siap menjadi eksekutor dalam melakukan giat-giat teror," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/12/2021).
Tak hanya membeli senjara, MS juga diduga pernah melakukan pelatihan fisik atau militer bersama anggota JAD lainnya. Namun, aksinya itu terendus hingga akhirnya tertangkap.
"MS tergabung dalam kelompok JAD dan juga merupakan anggota grup WA tersebut. MS ini juga bersama-sama melakukan pelatihan atau idad bersama AZE," tukasnya.
Baca juga: 3 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jateng Diduga Mahir di Bidang Teknologi Informasi
Dalam pembelian senjata itu MS dibantu NR, terduga teroris yang ditangkap di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
NR selama ini dikenal sebagai pesilat berprestasi di kancah internasional.
Ramadhan mengatakan MR diduga turut terlibat dalam perencanaan pembelian senjata.
"Keterlibatannya adalah dalam pemeriksaan dia ikut melakukan pembahasan terkait dengan rencana pembelian senjata dan persiapan-persiapan pelatihan fisik," kata Ramadhan.
Selain itu NR juga pernah merencanakan tempat pelatihan militer atau fisik untuk anggota JAD.