Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Omicron yang Lolos dari Wisma Atlet Ternyata WNI dari Inggris, Ini Kata Menkes

Binsar Pandjaitan mengungkapkan satu pasien Covid-19 yang tertulas varian Omicron lolos dari pengawasan RSDC Wisma Atlet.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pasien Omicron yang Lolos dari Wisma Atlet Ternyata WNI dari Inggris, Ini Kata Menkes
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat tiba di pos pemeriksaan IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan satu pasien Covid-19 yang tertulas varian Omicron lolos dari pengawasan RSDC Wisma Atlet.

Menurut dia, lolosnya pasien tersebut terjadi akibat mendapatkan dispensasi dengan alasan keluarga.

"Jadi kita melihat begitu kita taruh semua lockdown di Wisma Atlet kelihatan tidak berkembang (kasus Covid-19 Omicron), tapi kita masih tidak tahu apakah dari daerah lain ada yang masuk, yang lolos dari ini, sebab kemarin itu ada satu orang yang lolos dari situ (Wisma Atlet) pergi dengan keluarganya," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/12/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.

Kendati demikian, Luhut tidak menyebutkan secara rinci identitas pasien yang dimaksud. Hanya, ia menegaskan, pihaknya tak ingin kejadian serupa terulang kembali sehingga pemberian dispensasi karantina akan diperketat.

"Dan ini kita harap tidak terjadi lagi, jadi tidak permintaan-permintaan dispensasi yang tidak ada alasan kuat. Dispensasi bisa diberikan dengan alasan kuat misalnya dokter, kesehatan dan urgent lain dan tapi itu ada prosedur yang harus diikuti juga" ujarnya.

Baca juga: Menkes: Lindungi Diri dari Omicron, Jangan ke Luar Negeri

Luhut mengatakan, pemerintah terus meningkat pengawasan dalam proses karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Ia mengatakan, saat ini, durasi karantina tetap 10-14 hari guna mencegah masuknya varian Omicron.

Berita Rekomendasi

Selain itu, lanjutnya, pemerintah memperkuat testing dan tracing di Indonesia karena dalam beberapa hari terakhir melihat adanya penurunan.

Luhut mengatakan, hal itu terjadi karena kasus Covid-19 di beberapa daerah sudah menurun bahkan tidak ada penambahan kasus baru.

"Sehingga mereka malas testing, namun demian kami himbau lakukan testing karena banyak OTG (orang tanpa gejala) Omicron dari 46 kasus di atas," ucap dia.

Identitas pasien

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, satu pasien Covid-19 Varian Omicron merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Inggris.

Budi mengatakan, awalnya hasil tes Covid-19 WNI tersebut positif Covid-19 kemudian ia melakukan tes pembanding dengan hasil negatif.

"Makanya dia minta keluar berdasarkan hasil tes kedua kemudian diberikan ke dinkes DKI, dimintakan boleh tapi harus diisolasi di rumah dan kebetulan rumahnya (memadai) lima hari kemudian tesnya omicron," kata Budi di gedung Kementerian Dalam Negeri di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/12/2021).

Berdasarkan hal tersebut, Budi mengatakan pihaknya mengejar tes Covid-19 terhadap seluruh keluarga WNI tersebut.

Hasilnya, kata dia, seluruh keluarga dari WNI ini dinyatakan negatif Covid-19.

"Tapi, ini pelajaran bagi kami. Karena aturannya akan kami ubah. Kalau tes hasil positif dan kedua negatif. Maka ada tes ketiga. Kalau tes ketiga itu negatif artinya negatif. Kalau positif, dia harus karantina terpusat," ucap dia," ujar dia.

Jumlah kasus Omicron di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali merilis tambahan kasus baru Omicron di Indonesia.

Saat ini, kasus Omicron bertambah 27 orang dan totalnya mencapai 46 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan tambahan kasus terkonfirmasi Omicron sebagian besar berasal dari para pelaku perjalanan internasional.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen oleh Badan Litbangkes, kami kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus Omicron sebanyak 27 orang,” katanya, dikutip Tribunnews.com dari situs Kemenkes, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Update Covid-19 Global 27 Desember 2021: Jumlah Kasus 280,3 Juta, Total Pulih 250,3 Juta

Kini, para pasien yang terkonfirmasi Omicron menjalani karantina di Wisma Atlet dan RSPI Sulianti.

“Saat ini, sebagian besar telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso,” kata Jubir Nadia.

Adapun untuk jumlah tambahan kasus sebanyak 27 itu, terdiri dari 26 kasus imported case dan satu tenaga Kesehatan.

Dengan rincian, 25 WNI yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, dan 1 orang WNA Asal Nigeria.

Kemudian, satu kasus positif merupakan Tenaga Kesehatan di RSDC Wisma Atlet.

Temuan berasal dari hasil pemeriksaan WGS oleh Badan Litbangkes pada 25 Desember 2021.

Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Sementara itu, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet siap mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus covid-19 setelah libur Natal dan Tahun Baru.

Koordinator Wisma Atlet, Mayjen Budiman menyebut pihaknya sudah menyiapkan ribuan tenaga kesehatan dan tempat tidur untuk merawat pasien covid-19 termasuk varian Omicron.

“7.894 bed, kita pernah merawat pasien sampai 7 ribu lebih saat itu.”

“Saat ini, dipinjam untuk karantina para pekerja Imigran Indonesia, maka bed yang tersedia 3.355,” ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin pagi.

Penyebaran varian Omicron harus diantisipasi dengan beragam cara.

Di antaranya pengawasan dan kedisiplinan protokol kesehatan, serta mengurangi mobilitas bisa jadi salah satu cara menekan penyebaran virus baru covid-19.

Baca juga: Sebelum Vaksinasi Covid-19 pada Anak Usia 6-11 Tahun, Apa Saja yang Harus Diperhatikan Sekolah?

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi kasus pertama Omicron pada 15 Desember 2021, yakni petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet.

Pada 17 Desember, dari hasil pemeriksaan terhadap 5 kasus probable didapati 2 kasus yakni WNI dari Inggris dan Amerika Serikat terkonfirmasi positif.

Kemudian, Kemenkes kembali mencatat adanya tambahan 2 kasus baru Omicron pada 22 Desember 2021.

Pada 23 Desember ada tambahan 3 kasus baru yang berasal dari WNI yang baru saja kembali dari Malaysia dan Kongo.

Kemenkes pun kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus sebanyak 11 orang yang berasal dari pelaku perjalanan dari Turki, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi pada 24 Desember 2021.

Kementerian Kesehatan mencatat mayoritas kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan internasional (imported case).

Sehingga, pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara diperketat seiring semakin meluasnya penyebaran varian Omicron.

Jubir Nadia pun mengimbau masyarakat untuk tidak atau menunda melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kemenkes juga berpesan kepada masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M dan ikut vaksinasi Covid-19.

Pemerintah Dorong Rumah Sakit Indonesia Siapkan Langkah Kontingensi Hadapi Varian Omicron

Pemerintah melalui Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mendorong rumah sakit di Indonesia untuk menyiapkan langkah kontigensi terkait masuknya varian Omicron.

Hal itu, dimaksudkan agar ketika pasien Covid-19 membutuhkan layanan medis, maka kapasitas rumah sakit akan mencukupi menampung pasien. 

"Pemerintah mendorong rumah sakit di seluruh Indonesia untuk melakukan penyiapan langkah kontingensi. Yaitu melakukan konversi tempat tidur untuk layanan Covid-19 jika kapasitas keterisiannya sudah melebihi 60% kapasitas," ucapnya dalam keterangan pers secara virtual yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Berdasarkan data per 19 Desember 2021, angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional yaitu 2,73%.

Baik tempat tidur untuk isolasi maupun ICU.

Bahkan, angka keterisian per provinsinya tidak lebih dari 30%.

Sehingga, dapat disimpulkan kondisi pelayanan di rumah Sakit masih terkendali dan tidak terjadi peningkatan perawatan akibat lonjakan kasus, sebagaimana dilansir Covid-19.go.id.

Meski demikian, pemerintah mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: UNDUH dan Perbaiki Data Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Bisa Melalui WhatsApp, Berikut Caranya

Presiden Imbau Masyarakat Tetap Waspada dan Jangan Panik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi Covid-19, terlebih kini varian Omicron telah masuk ke Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan satu kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

"Varian Omicron sudah terdeteksi di wilayah Indonesia."

"Ini memang tak terelakan karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya sangat cepat," kata Presiden, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, beberapa waktu lalu.

Jokowi pun mengajak masyarakat untuk berupaya mencegah penularan Covid-19 varian Omicron.

"Sekarang, yang harus kita lakukan adalah bersama-sama sekuat tenaga agar varian Omicron tidak meluas di tanah air, jangan sampai terjadi penularan lokal," ucapnya.

"Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia agar tetap baik. Kita pertahankan jumlah kasus aktif tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar tetap di bawah satu, jangan sampai itu melonjak lagi," imbuhnya.

Meski demikian, Jokowi meminta warga Indonesia agar tidak panik.

“Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik."

"Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien-pasien yang sudah mendapatkan vaksin,” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, bagi masyarakat yang belum vaksin Covid-19 agar segera mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk vaksinasi.

Selain itu, penerapan protokol perlu ditingkatkan.

“Meski situasi di dalam negeri sudah mendekati normal, saudara-saudara semuanya jangan kendur menerapkan protokol kesehatan, tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,” tegas Presiden.

Kemudian, pemerintah daerah juga diminta meningkatkan testing dan tracing dari kontak erat pasien.

Saat ini, masyarakat diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri terlebih dahulu.

“Saya minta seluruh warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri, paling tidak sampai situasi mereda,” jelasnya.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com

Simak berita lainnya terkait Virus Covid-19 varian Omicron

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas