Menpora Pastikan Shin Tae-yong Tidak Akan Dipecat
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mendukung keputusan PSSI yang pertahankan pelatih Shin Tae-yong.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mendukung keputusan PSSI yang pertahankan pelatih Shin Tae-yong.
Meskipun Indonesia kalah 0-4 melawan Thailand di final Piala AFF leg pertama, Rabu (29/12/2021).
"Pemerintah dukung putusan PSSI," kata Amali usai sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (30/12/2021).
Amali mengatakan Shin Tae-yong dikontrak PSSI untuk Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang.
Oleh karena itu hasil final Piala AFF tidak akan mempengaruhi kontrak Shin Tae-yong.
"Saya lihat dia akan terus, tidak ada perubahan apapun hasil final ini dia tetap akan dipertahankan," katanya.
Baca juga: Shin Tae-yong Menyoroti Beberapa hal yang membuat Indonesia Kalah 0-4 dari Thailand di Final Leg 1
Terkait kekalahan tim Sepak Bola Indonesia oleh Thailand dalam Final Piala AFF leg pertama dengan skor 0-4 tersebut, menurut Amali dari segi peringkat Indonesia jauh di bawah Thailand.
Meskipun demikian skuad Garuda sudah berjuang dalam pertandingan tersebut.
"Saya kira anak-anak kita sudah berjuang, cuma memang kan pertama di peringkat FIFA Thailand jauh di atas kita," kata Amali.
Selain itu, menurut Amali, Timnas Indonesia yang bertanding di Piala AFF merupakan skuad muda yang disiapkan untuk Sea Games.
Sementara Timnas Thailand merupakan tim senior.
"Tim yang dibawa ke Singapura ini tim pemain muda yang disiapkan untuk Seagames melawan tim senior yang Thailand tim yang sudah jadi, ada pengalaman dan sebagainya," katanya.
Dalam pertandingan final leg pertama, menurut Amali Timnas Indonesia tampak kaget karena kebobolan di menit awal.
Hal itu menyebabkan Timnas tertekan sepanjang pertandingan.
"Semalam saya lihat anak-anak kita tetap tunjukan perlawanan walaupun keliatan tertekan apalagi seolah-olah kaget begitu kemasukan menit-menit awal, itu kan membuat orang kaget kok tiba-tiba kemasukan. Itu yang membuat tertekan," pungkasnya.
Soal Kekalahan Indonesia
Sementara itu, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong menyoroti beberapa hal yang membuat Indonesia kalah telak 0-4 atas Thailand di leg pertama final Piala AFF 2020.
Di antaranya adalah gol pertama yang terjadi pada menit kedua. Gol itu menjadi masalah bagi timnas Garuda.
Timnas Thailand sudah unggul 1-0 pada menit kedua pertandingan final Piala AFF 2020.
Pertandingan timnas Indonesia vs Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020 berlangsung di Stadion Nasional, Singapura, Rabu (29/12/2021) malam WIB.
Gol pertama Thailand dicetak pada menit kedua oleh Chanathip Songkrasin alias Messi Jay.
Momen itu terjadi setelah Songkrasin yang berada di tengah kotak penalti tanpa kawalan menerima assist dari Philip Roller.
“Gol awal memberi kami masalah," kata Shin Tae-yong dikutip Asean Football.
Selain itu, bagi sebagian besar pemain Indonesia yang rata-rata berusia muda, pengalaman final ini adalah pengalaman pertama mereka tampil di final.
“Gol awal memberi kami masalah. Dan untuk sebagian besar pemain, ini adalah final pertama mereka,” kata pelatih kepala Indonesia Shin Tae-yong.
Indonesia memiliki pemain yang usianya di bawah rata-rata pemain Thailand. Ada tiga pemain berusia 19 termasuk Elkan Baggott dan Ramai Rumakiek. Kiper cadangan Indonesia, Ernando Ari juga berusia 19.
Empat pemain Indonesia berusia 20 tahun.
Di antaranya adalah Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Alfeandra Dewangga. Selain itu, Pratama Arhan juga masih berusia 20.
Sedangkan Pemain Thailand berusia di atas 21 tahun.
Thanawat Suengchitthawon adalah pemain termuda di Thailand yang berusia 21 tahun.
Berikutnya yang termuda di Thailand adalah Kritsada Kaman berusia 22 tahun.
Supachai Chaided berusia 23 sama dengan usia Supachok Sarachat yang berusia 23 tahun.
Pengalaman pertama tampil di final memberikan tekanan tersendiri bagi para pemain yang baru merasakan atmosfirnya.
Selain dua faktor itu, faktor ketiga adalah Indonesia gagal mencetak gol pada akhir babak kedua.
“Kami tidak bisa mencetak gol itu di akhir babak pertama. Jika kami melakukannya, segalanya bisa berbeda,” kata Shin Tae-yong.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyayangkan kegagalan Alfeandra Dewangga menyelesaikan peluang emas pada akhir babak pertama.
Peluang itu berawal dari keberhasilan Witan Sulaeman menembus sisi kanan pertahanan timnas Thailand dengan akselerasi cepat.
Ketika sudah memasuki sepertiga akhir pertahanan Thailand, Witan mengirim umpan silang mendatar ke kotak penalti.
Umpan Witan itu mengarah ke Dedik Setiawan yang berdiri di tengah kotak penalti.
Namun, Dedik gagal menyelesaikan peluang itu karena mendapatkan pengawalan ketat dari bek timnas Thailand, Kristada Kaman.
Beruntung bagi timnas Indonesia karena bola terus berjalan ke arah Alfeandra Dewangga yang berdiri di tiang jauh.
Namun, Alfeandra Dewangga gagal menyelesaikan peluang itu meskipun tidak terkawal dan sudah berada tepat di depan gawang.
Peluang tersebut terbuang setelah tembakan kaki kiri Alfeandra Dewangga melambung ke atas mistar gawang.
Seusai pertandingan, Shin Tae-yong sangat menyayangkan kegagalan Alfeandra Dewangga menyelesaikan peluang.
Terlepas dari hal itu, Shin Tae-yong menilai timnas Indonesia kesulitan mengembangkan permainan karena sudah kebobolan pada menit kedua.
"Kami sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan ini. Bagi kami, bisa berada di final bukan hal mudah," kata Shin Tae-yong.
"Namun, banyak pemain dalam skuad yang baru pertama kali tampil di final. Fakta bahwa kami kebobolan gol cepat membuat kami kesulitan selama 90 menit," tutur Shin Tae-yong.
"Peluang yang kami miliki pada babak pertama saat Dewangga menguasai bola, jika itu menjadi gol kami akan menjalani pertandingan yang lebih baik," ujar pelatih asal Korea Selatan itu menambahkan.
Kekalahan 0-4 membuat timnas Indonesia wajib mengalahkan Thailand dengan margin minimal empat gol pada waktu normal final leg kedua.
Leg kedua final Piala AFF 2020 akan kembali dihelat di National Stadium Singapore pada Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
Masih ada 90 menit lagi untuk dimainkan di final Piala Suzuki AFF. Tetapi satu tangan Thailand sudah memegang trofi juara setelah menang telak 4-0 atas Indonesia di leg pertama di Stadion Nasional pada Rabu (29/12/2021).
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong masih terguncang setelah pertandingan.
Dia mengatakan, tidak menyangkan Indonesia kalah dengan skor telak.
“Saya tidak tahu bahwa kami akan dikalahkan oleh skor seperti itu hari ini," katanya dikutip dari straitstimes.
“Saya sangat merasa bahwa kami kurang pengalaman dalam tim. Banyak pemain bermain di final untuk pertama kalinya dan setelah kami kebobolan lebih awal, kami kesulitan.”
Pelatih Thailand Alexandre Polking bersumpah untuk membantu Gajah Perang memenangkan Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asean untuk keenam kalinya sekaligus memperpanjang rekor pemegang gelar juara.
Timnas Garuda membuat sedikitnya tujuh perubahan pada susunan pemain di semifinal, namun mereka harus menghadapi leg kedua pada Hari Tahun Baru sebagai finalis belaka, kecuali Indonesia dapat melakukan keajaiban.
Thailand tampil cepat untuk mencetak gol pertama, menghadapi Indonesia yang merupakan pencetak gol terbanyak diturnamen dengan 18 gol, Thailand butuh 2 menit untuk mencetak gol pertama.
Bek kanan pilihan kedua Philip Roller - yang merupakan salah satu dari tujuh perubahan memberikan gol pembuka kepada penyerang Chanathip Songkrasin pada menit kedua.
Peluang terbaik Indonesia pada pertandingan itu datang sesaat sebelum turun minum ketika serangan balik yang dipimpin oleh Witan Sulaeman membuatnya melepaskan umpan silang untuk Alfeandra Dewangga tetapi tendangannya gagal.
Tujuh menit setelah restart, Chanathip mendapatkan gol keduanya - dan keempat pada musim ini - dengan menyelesaikan serangan balik cepat dengan tembakan dari dalam kotak setelah mendapat umpan dari Supachok Sarachart.
Supachok kemudian mencetak gol untuk dirinya sendiri pada menit ke-67 ketika tembakannya dari luar kotak masuk ke gawang untuk gol ketiga Thailand.
Bordin Phala kemudian menambah penderitaan pada Indonesia dengan gol keempat di menit ke-83 untuk menutup kemenangan 4-0 mereka di leg pertama.
Usai laga, Alexander Polking memuji pemainnya. Pekerjaannya terasa lebih mudah menyaksikan para pemain tampil seperti itu di final.
“Itu adalah kinerja yang hebat tetapi saya ingin memberikan penghargaan kepada para pemain. Jauh lebih mudah menjadi pelatih ketika pemain Anda sebaik ini".
“Cara para pemain mengeksekusi rencana permainan sungguh luar biasa. Kami sekarang memiliki keuntungan besar".
"Kami seharusnya tidak mengadakan pesta yang terlalu besar tentang kemenangan ini, tetapi kami tahu bahwa sekarang ada di tangan kami untuk membawa pulang trofi.”
Polking sempat terlihat berlinang air mata juga mengungkapkan selama konferensi pasca-pertandingan bahwa ia memasukkan kiper pilihan ketiga Kawin Thamsatchanan pada menit ke-75 untuk “memberinya momen bahagia” karena ayah yang terakhir meninggal sebelumnya pada hari Rabu.
Kedua tim akan memainkan leg kedua final di Stadion Nasional pada 1 Januari.
Indonesia tertinggal 0-4 dari Thailand setelah final Leg Pertama Turnamen Piala AFF Suzuki Cup 2020. Masih ada peluang bagi Indonesia untuk bisa mengejar, namun itu dibutuhkan suatu keajaiban.
Pelatih Indonesia Shin Tae-young tahu bahwa akan dibutuhkan semacam keajaiban sekarang ini bagi Indonesia untuk membalikkan keadaan di leg kedua hari Sabtu.
“Saya menerima kekalahan itu dan saya tahu bahwa tidak mungkin untuk kembali dan mengalahkan Thailand di leg kedua, terutama jika kami bermain seperti yang kami lakukan di babak kedua malam ini," kata Shin Tae-yong.
“Namun, bola itu bulat, kami tidak akan menyerah dan kami akan terus berjuang," katanya.
"Saya tidak akan terlalu fokus pada apa yang salah malam ini, tetapi lebih pada apa yang kami lakukan dengan baik untuk terus mendorong para pemain,” katanya.
Indonesia sedikitnya membuat tiga perubahan usai jeda babak pertama untuk mencoba dan menemukan cara untuk merebut kembali kendali pertandingan, tetapi Thailand terlalu perkasa.
Thailand mencetak gol pertama pada saat laga baru berjalan 2 menit lewat aksi Chanathip Songkrasin.
Mereka menggandakan keunggulan mereka tujuh menit setelah babak kedua ketika serangan balik yang apik membuat Supachok berlari menuju gawang, memotong terlebih dahulu ke kiri dan kemudian ke kanannya dan kemudian Chanathip Songkrasin melepaskan tendangan ke gawang dan menjadikannya 2-0.
Supachok Sarachat dan Bordin Phala mencetak dua gol lagi untuk membuat skor menjadi 4-0.
Ada waktu bagi Thailand untuk melakukan pergantian kiper yang tak terduga saat Kawin Thamsatchanan menggantikan Siwarak pada saat seperempat jam tersisa.
Setelah leg pertama, Thailand memiliki satu tangan di trofi Piala AFF Suzuki 2020 ketika dua gol dari Chanathip Songkrasin membantu mereka mengalahkan Indonesia 4-0 di leg pertama final di Stadion Nasional Singapura.
Sebuah gol dari Chanathip setelah hanya 90 detik, menjadi gol tercepat dalam sejarah Final Piala Suzuki AFF, membawa Thailand unggul 1-0 saat turun minum sebelum ia menyelesaikan dua golnya tujuh menit setelah restart.
Upaya lebih lanjut dari Supachok Sarachat dan Bordin Phala melengkapi kemenangan bagi tim Thailand yang merotasi tujuh starter dari tim yang tampil di leg kedua semifinal.
Pelatih Alexandre Polking mengatakan bahwa dia tahu sekarang gelar itu akan menjadi milik Thailand.
“Kami sekarang memiliki keuntungan besar, tentu saja kami tidak boleh membuat pesta yang terlalu besar, tetapi kami tahu sekarang bahwa gelar sudah ada di tangan kami untuk membawa trofi kembali ke Thailand".
“Itu adalah penampilan yang hebat dan saya ingin memuji para pemain yang menjalankan rencana permainan dengan cara yang luar biasa, sungguh itu semua berkat kerja keras para pemain.”
Hanya butuh sembilan puluh detik bagi Thailand untuk menyerang saat Philip Roller mengamuk melewati beberapa pemain bertahan Indonesia dan mengumpan bola untuk Chanathip yang mencetak gol dengan tendangan kaki kiri untuk memberi juara lima kali itu awal yang indah.
Thailand mendominasi banyak hal baik di dalam maupun di luar bola dan butuh kerja keras luar biasa dari Asnawi Mangkualam untuk mencegah Bordin yang mengesankan menggandakan keunggulan di menit ke-13 sebelum Teerasil Dangda mendorong upaya yang melebar dari posisi yang bagus hanya beberapa menit setelah pertandingan berjalan setengah jam.
Mereka mengalami masalah cedera pada menit ke-39 ketika Elias Dolah – dirinya menggantikan Manuel Bihr reguler – dipaksa keluar karena cedera kaki.
Indonesia hampir mengambil keuntungan dari perombakan pertahanan yang dihasilkan saat Witan Sulaeman berlari ke kiri dan memotong kembali untuk Alfeandra Dewangga yang melepaskan tembakan melebar dari gawang saat tinggal berhadap-hadapan dengan kiper Siwarak Tedsungnoen.
Aksi menarik pada babak pembukaan diperlihatkan oleh Nadeo Argawinata yang melakukan sejumlah penyelamatan mengesankan.
Terutama saat dia terbang ke kiri untuk mendorong tembakan melebar dari Bordin pada saat Thailand baru unggul satu gol.
Butuh keajaiban bagi Indonesia untuk bisa mengejar ketertinggalan di leg kedua. Final leg kedua akan digelar Sabtu (1/1/2022).