Bank Dunia Catat 54 %Tenaga Kerja Indonesia Pernah Stunting, Lemhannas: Tak Boleh Terulang Lagi
Pemerintah pusat sampai daerah harus serius mengantisipasi stunting dan kurang gizi pada anak-anak
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah pusat sampai daerah harus serius mengantisipasi stunting dan kurang gizi pada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa akibat resesi ekonomi.
Apalagi, Bank Dunia mencatat bahwa 54 persen Tenaga Kerja Indonesia pernah mengalami stunting di masa pertumbuhan.
Hal itu disampaikan Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam konferensi pers Peryataan Akhir Tahun 2021 Lemhanas RI di Gedung Astagatra Lemhanas RI, Jumat (31/12/2021).
“Hal ini tak boleh terulang di masa depan agar sumber daya manusia kita mampu bersaing di tingkat dunia,” kata Agus Widjojo.
Tantangan untuk serius mengantisipasi stunting, karena Indonesia memasuki revolusi industri 4.0.
Ini berarti, tekad menjadi bangsa maju dan persaingan antarbangsa semakin ketat di masa depan.
Baca juga: Cegah Stunting, Nutrisi Terbaik Wajib Diberikan pada 1000 Hari Pertama Anak
Lemhannas mengusulkan pemerintah pusat dan daerah harus memprioritaskan pemberian makanan bergizi dan protein yang cukup untuk ibu hamil dan janinnya, serta bayi sampai usia 12 tahun.
Mereka yang pernah mengalami kelaparan, kurang gizi dan stunting sewaktu janin dan masa pertumbuhan akan sulit mencapai potensi manusia unggul.
“Mereka akan tercecer di di era revolusi industri 4.0 dalam persaingan sengit antar-bangsa,” kata Agus.
Baca juga: Angka Stunting di Indonesia Turun 1,6 Persen di Tahun 2021
Karena itu, tambah Agus, menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara bersama untuk mendukung anak-anak Indonesia agar dapat terbang tinggi dan sejajar dengan yang terbaik di dunia dalam tempo 25 tahun mendatang.
Pada 25 tahun mendatang, Indonesia genap 100 tahun merdeka dari penjajahan.
Selain masalah kesehatan, Lemhannas juga menyoroti bidang Pendidikan dalam pernyataan akhirnya.
Lemhannas meminta pemerintah wajib memprioritaskan program membangun kompetensi para ibu dan guru tentang keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada anak-anak.
Baca juga: Perempuan Anemia Hamil Berisiko Bisa Lahirkan Bayi Stunting
Ini diperlukan agar anak-anak mampu menghadapi disrupsi dan memenuhi tuntutan dunia kerja di era revolusi industri 4.0. Lemhannas memandang perlu penyesuaian kurikulum agar kemampuan anak didik di bidang teknologi meningkat.
“Supaya mereka tak hanya piawai mengakses dan menggunakan teknologi tapi juga mampu mendesain dan membuat program sendiri,” kata Agus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.