Para Politisi Diminta Stop Pertontonkan Gimmick Politik
PIM berpendapat, kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara-bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga penghujung 2021 ini, politik Indonesia masih didominasi serangkaian gimmick yang ditampilkan para politisi, termasuk mereka yang digadang menjadi bakal kandidat kuat di Pilpres 2024.
Seharusnya mereka sudah harus menyuguhkan gagasan.
“Political gimmick ini demikian mendominasi dan merefleksikan bahwa para politisi dan partai politik memang miskin visi-misi, tak memiliki konsep yang jelas dan solid tentang mau dibawa ke mana Indonesia,” kata Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM), Yhodhisman Soratha, dalam keterangan tertulis, Kamis 30 Desember 2021.
Gimmick-gimmick itu misalnya marah-marah, mengunjungi seorang warga yang tertimpa musibah dan sedang disorot media.
Baca juga: Narji Berlabuh ke PKS, Politisi Semuanya Bermuara untuk Perjuangkan Harapan Rakyat
“Tentu saja kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu. Tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapa pun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif,” ujar Odis, sapaan akrab Yodhisman.
PIM berpendapat, kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara-bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan.
“Di sisi lain, para aktor politik tak kunjung memperlihatkan kecakapan teknokratis dalam menjawab persoalan rakyat, terutama ketika pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan bakal segera berakhir,” lanjut Odis.
Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Odis, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.
“Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimmick- gimmick tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak, dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik jika mulai bicara substansi.”
Baca juga: Politisi PKB Sebut Penurunan Presidential Threshold Bisa Cegah Politik Identitas
Odis menegaskan, politik semestinya menjadi arena untuk memajukan kehidupan bangsa, kekuasaan bukan tujuan utama melainkan hanya sarana. Untuk itu, gagasan mutlak perlu.
“Siapapun tokoh yang akan berlaga dalam kontestasi kepemimpinan nasional ke depan, seharusnya sejak saat ini sudah memperlihatkan secara nyata investasi sosial kepada masyarakat melalui ide-ide dan kontribusi yang konkret dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan publik yang kian kompleks,” kata Odis.
Untuk itu, PIM meminta agar para tokoh politik segera menghentikan tontonan politik gimmick.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.