Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Kena OTT KPK setelah Heboh Anggarkan Belanja Karangan Bunga Rp 1,1 M
Wali Kota Bekasi, Jawa Barat Rahmat Effendi terjaring OTT KPK, sempat bikin heboh karena anggarkan belanja karangan bunga Rp 1,1 M dari APBD.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dalam situs yang sama, belanja karangan bunga merupakan item yang kerap dimasukkan dalam APBD Kota Bekasi di hampir setiap tahunnya.
Pada APBD 2021 silam, belanja karangan bungan yang digelontorkan Pemkot Bekasi sebesar Rp 993,3 juta.
Lalu pada 2020, nilai HPS (harga perkiraan sendiri) untuk belanja karangan bunga sebesar Rp 964 juta.
Selanjutnya tahun 2019 sebesar Rp 766,5 juta
Respons Wali Kota Bekasi soal Anggaran Karangan Bunga
Terkait anggaran karangan bunga itu, Rahmat Effendi pun angkat suara.
Pria yang biasa disapa Pepen ini mengatakan karangan bunga yang dikirim Pemkot adalah bentuk perhatiannya sebagai kepala daerah.
Dia menjelaskan, hampir setiap hari menerima undangan dari warga, baik acara pernikaha, khitan, peresmian hingga berita duka meninggal dunia.
Baca juga: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Sempat Menghadiri Rapat di DPRD Sebelum Ditangkap KPK
Sebagai kepala daerah, ia mengakui tak ingin mengecewakan warga yang sudah mengundangnya meski tidak mungkin undangan tersebut dihadiri satu per satu.
Untuk, karangan bunga itu ia kirimkan atas namanya dan Pemkot Bekasi karena dinilai sebagai cara terbaik hubungan baiknya dengan warga tetap terjaga.
"Warga itu tidak minta secara khusus wali kota dateng atau biasanya kalau orang dateng itu kan dikirim bunga itu aja udah senangnya, bahagianya udah luar biasa," kata Rahmat di Stadion Patriot, Selasa (4/12/2022), dikutip dari Tribun Jakarta.
Baca juga: Profil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang Buat Heboh Anggarkan Belanja Karangan Bunga Rp1,1 Miliar
Ia meminta, anggaran belanja karangan bunga dari APBD yang mencapa Rp1,1 miliar jangan dilihat sekedar nilainya.
Menurut dia, melalui karangan bunga, kepala daerah baik wali kota dan wakil wali kota ingin ikut berbahagia bersama warga, atau turut berduka cita bagi yang sedang mendapatkan musibah.
"Jadi jangan dilihat nilainya tapi dilihat bentuk kepala daerah itu perhatian terhadap hubungan dengan warganya," jelas dia.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Ilham Rian)(Tribun Jakarta/ Yusuf)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.