Guru Besar UI Tekankan Pentingnya Pelibatan Milenial dan Gen Z dalam Pemilu 2024
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Bambang Brodjonegoro menegaskan posisi generasi muda dalam politik menarik untuk disorot.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Bambang Brodjonegoro menegaskan posisi generasi muda dalam politik menarik untuk disorot.
Menurutnya, 80 juta orang muda berusia 17-35 tahun atau kaum Milenial dan Gen Z akan mendominasi dalam pemilihan umum 2024.
"Generasi muda lebih sering diposisikan sebagai objek ketimbang subjek dalam proses kebijakan publik. Padahal, generasi muda inilah yang menjadi motor penting penggerak pembangunan nasional yang sesuai dengan perkembangan zaman," tutur Bambang dalam keterangannya, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Ketua KPU Siap Lawan Kabar Hoaks di Pemilu 2024
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia Periode 2019-2021 ini menyampaikan pelibatan generasi muda sangatlah penting apalagi berbicara visi Indonesia 2045 atau Indonesia Emas 2045.
"Ketika membicarakan bagaimana transformasi kebijakan publik yang menjadikan indonesia naik kelas ke negara maju berpendapatan tinggi, mau tidak mau akan melibatkan generasi muda yang diharapkan menjadi pilar transformasi agar negara kita bisa keluar dari jebakan kelas menengah," tuturnya.
Baca juga: Di Depan Jokowi, Ketua OJK: Sekarang Milenial Banyak Nabung Saham
Pegiat isu kebijakan publik sekaligus CEO Think Policy Andhyta F. Utami menjelaskan, dirinya percaya orang muda berdaya dan berhimpun tidak hanya ingin mengguncang dunia, tetapi mampu selesaikan berbagai masalah sosial di sekitarnya.
Baca juga: Ketua KPU: Beban Kerja Jadi Tantangan Terberat Pemilu 2024
"Kalau Bung Karno bilang berikan aku 10 pemuda, tidak cukup hanya 10 pemuda saja, tetapi pemudanya juga harus berdaya dan berhimpun," ucap Andhyta.
Andhyta menambahkan, tantangan pemuda abad 21 ini adalah tantangan baru yang belum dihadapi generasi sebelumnya, seperti isu lingkungan, tenaga kerja, keamanan digital, dan lain sebagainya.
Sementara Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi menjelaskan indikator partisipasi pemuda, dan kepemimpinan pemuda relatif lambat dibanding indikator lainnya.
Indikator ini melihat bagaimana pemuda jadi pemimpin terutama dalam mengusulkan solusi alternatif dalam tahapan dan tingkatan pembangunan.
"Menjadi sangat penting dan sangat strategis melihat peran pemuda dalam kebijakan publik yang menjadi keniscayaan dan prasyarat penting untuk keberhasilan pembangunan nasional," pungkasnya.