Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang HUT Ke-49 PDIP, Megawati Tulis Pesan Ini Buat TPDI

TPDI adalah kumpulan ahli hukum yang pernah membela PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam kasus 27 Juli 1996.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jelang HUT Ke-49 PDIP, Megawati Tulis Pesan Ini Buat TPDI
ist
Para anggota TPDI di kantor pusat DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (6/1/2022). 

Turut juga Anggota DPR Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira.

TPDI adalah kumpulan ahli hukum yang pernah membela PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam kasus 27 Juli 1996.

Mereka berani secara terbuka menentang kekuasaan politik Rezim Orde Baru.

Baca juga: PDIP Bertekad Ciptakan Rekor Senam Serentak Terbesar di Dunia pada HUT ke-49

Di dalamnya ada para aktivis seperti Petrus Selestinus, Nusyahbani Katjasungkana, Didik Supriyanto, Sugeng Teguh Santoso, Erick S Paat, Erlina Tambunan, Gilbert Silitonga, Pantas Nainggolan, Simeon Petrus, Stefanus Dionysous, Tumbu Saraswati, Berlin Pandiangan, Edi Sadikun, Kaspudin Nor, Firman Akbar, Hasoloan Hutabarat, Netty Saragih, Martin Erwan, Terkelin Brahmana, Saut Pangaribuan.

Semua Anggota TPDI diundang.

Hasto mengatakan bahwa TPDI hadir ketika Orde Baru berusaha menghadang kepemimpinan Megawati di PDI, dan desakan aktivis demokrasi saat itu agar Megawati menggerakkan revolusi.

Namun Megawati justru memilih jalur hukum dan didukung oleh TPDI.

Berita Rekomendasi

Akhirnya perjuangan TPDI itu menjadi bagian dari sejarah hingga PDI bertransformasi menjadi PDIP yang segera berusia 49 tahun.

“Ibu Megawati menyatakan TPDI telah mengukir sejarah dengan kekuatan moral dan hukum. Di partai kami pun hal ini diajarkan kepada para kader. Berpolitik harus setia pada jalan hukum. Dengan jalan hukum, PDI Perjuangan berhasil menghindari berbagai skenario Orde Baru saat itu,” beber Hasto.

Yasonna Laoly menambahkan partainya berterima kasih yang sebesarnya atas dedikasi dan pengorbanan yang telah diberikan oleh TPDI. Semuanya telah berjuang bersama-sama dengan segala keterbatasan yang ada.

“Perjuangan memang selalu membutuhkan pengorbanan dan bapak ibu semua telah menunjukkan pengorbanan itu. Tanpa kehadiran bapak ibu, mungkin perjuangan ini takkan jadi sejarah,” kata Yasonna.

“Mungkin kita beda partai sekarang. Namun roh semangat anda kini hidup di diri PDI Perjuangan. Mari bersama-sama, masih banyak tugas kita buat bangsa negara ini, perjuangan yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa,” tegas Yasonna.

Selain makan bersama, 24 dari 56 anggota TPDI yang tersisa dan hadir juga diberi kesempatan untuk berbicara menyampaikan isi hati maupun masukannya untuk PDIP. Salah satunya adalah Petrus Selestinus.

Petrus menyoroti tugas kebangsaan yang masih banyak untuk dikerjakan. Salah satu tantangan yang ada adalah terorisme dan radikalisme yang hadir dengan maraknya intoleransi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas