Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Efek Samping Vaksin Booster Coronavac PT Bio Farma, Tingkat Keparahan Grade Satu dan Dua

Berikut adalah efek samping dari vaksin booster Coronavac PT Bio Farma dan vaksin lainnya.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Efek Samping Vaksin Booster Coronavac PT Bio Farma, Tingkat Keparahan Grade Satu dan Dua
Freepik
Ilustrasi - Berikut adalah efek sampig dari vaksin booster Coronavac PT Bio Farma dan vaksin lainnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai efek samping dari vaksin booster Coronavac.

Seperti diketahui, pemberian vaksin booster akan dimulai pada 12 Januari 2022.

Vaksin booster akan diberikan untuk kelompok usia di atas 18 tahun dengan jangka waktu di atas 6 bulan setelah dosis kedua.

Pada Senin (10/1/2022), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap 5 jenis vaksin Covid-19 sebagai vaksin dosis ketiga atau vaksin booster.

Kelima vaksin tersebut adalah Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Baca juga: 6 Bulan Pascavaksinasi Lengkap Antibodi Turun, BPOM Tekankan Perlunya Vaksin Covid-19 untuk Booster

Vaksin booster tersebut juga memiliki efek samping, sama seperti penyuntikan dosis pertama dan kedua.

Efek Samping Vaksin Coronavac PT Bio Farma

Berita Rekomendasi

Mengutip Kompas.com, Kepala BPOM, Penny K Lukito, mengatakan hasil uji klinik dari vaksin Coronavac PT Bio Farma dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri pada lokasi suntikan.

"Umumnya tingkat keparahannya grade satu dan dua" ujar Penny dalam konferensi pers secara virtual, Senin.

Vaksin Coronavac diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.

Efek Samping Vaksin Lainnya

Pfizer

Adapun vaksin Pfizer akan menimbulkan efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.

Vaksin Pfizer diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.

AstraZeneca

Hasil uji klinik dari vaksin AstraZeneca menunjukkan, efek samping bersifat ringan 55% dan sedang 37%.

Vaksin AstraZeneca diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.

Baca juga: Menkes Singapura: Orang yang Divaksinasi Sumbang 30 Persen Kasus Kematian Akibat Covid-19 pada 2021

Moderna

Vaksin Moderna bisa diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya homologus atau sejenis dan heterologus atau jenis vaksin yang berbeda dari vaksin dosis satu dan dosis kedua.

Penny mengatakan, respons titer antibodi netralisasi dari vaksin Moderna sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster dan pada usia dewasa 18 tahun ke atas.

"Untuk heterologusnya moderna adalah untuk vaksin primernya adalah AstraZeneca, Pfizer, Johnson and Johnson dengan dosis setengah," ucap dia.

Zifivax

Vaksin Zifivax bisa diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat heterologus untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm.

Adapun respons titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek usia dewasa.

Syarat dan Kriteria Penerima Vaksin Booster

Berikut adalah syarat dan kriteria penerima vaksin booster yang dirangkum dari pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Sadikin, pada laman setkab.go.id:

1. Masyarakat Indonesia yang berumur di atas 18 tahun;

2. Sudah divaksin dosis kedua minimal 6 bulan;

3. Tinggal di kabupaten/kota yang telah memenuhi kriteria 70% vaksin dosis pertama dan 60% vaksin dosis kedua.

Saat ini ada 244 kabupaten/kota yang memenuhi kriteria tersebut.

Ada 21 juta sasaran di bulan Januari 2022 yang sudah masuk ke kategori.

Artikel Terkait Lainnya

(Tribunnews.com/Widya) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas