Kemendikbudristek: SMK Pusat Keunggulan Harus Selaras dengan Dunia Industri
Kemendikbudristek telah meluncurkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK) sejak 2020.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek telah meluncurkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK) sejak 2020.
Plt Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Saryadi mengatakan program SMK-PK mendukung pembangunan SDM yang selaras dengan ekosistem di DUDI.
"Ditjen Pendidikan Vokasi telah menetapkan berbagai kebijakan untuk memastikan terwujudnya relevansi yang kuat antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dunia industri," kata Saryadi melalui keterangan tertulis, Jumat (14/1/2022).
Kerja sama antara industri dengan pendidikan vokasi, menurutnya, menjadi kunci pemenuhan kebutuhan SDM berkualitas.
Pendidikan vokasi, kata Saryadi, memiliki posisi strategis untuk memastikan lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di dunia kerja.
Baca juga: Kemendikbudristek Bakal Sosialisasikan Kurikulum Prototipe ke Sekolah Bercirikan Buddhis
"Di dalamnya upaya untuk mewujudkan relevansi yang kuat antara sekolah menengah kejuruan dengan dunia usaha dunia industri melalui Program SMK Pusat Keunggulan,” ujar Saryadi.
Kemendikbudristek saat ini sedang membuka pendaftaran Program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2022 bagi SMK di seluruh Indonesia sampai dengan tanggal 14 Januari 2022.
Sebagai lanjutan, Kemendikbudristek mulai membuka kesempatan bagi industri untuk terlibat pada Program SMK-PK Skema Pemadanan Dukungan.
Kunci utama dari skema ini adalah kemitraan dengan industri dalam bentuk investasi kepada SMK terkait.
Penyelarasan dilakukan dalam kurikulum, pemagangan, pengakuan kompetensi lulusan, penyediaan pengajaran dari industri, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kemendikbudristek Ajak PGRI Tingkatkan Jumlah SMK Pusat Keunggulan
Penyelarasan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri untuk mempermudah link and match antara industri dan pendidikan vokasi.
President Director PT Komatsu Indonesia Pratjojo Dewo Sridadi mengungkapkan pihaknya memiliki program link and match yaitu Takumi Training Center.
“Setelah mendapatkan mitra, kami menyelaraskan kurikulum SMK sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di budaya industri. Selain keahlian khusus manufaktur alat berat, hal ini perlu disisipan di kurikulum,” kata Dewo.