Pemilu 2024, Sosok Jokowi Dinilai Belum Tergantikan Sebagai Presiden
Timothy Ivan Triyono menyebut salah satu penyebab wacana itu muncul adalah masih belum adanya tokoh yang lebih baik dari Joko Widodo.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mencuatnya wacana penambahan masa jabatan presiden jadi 3 periode.
Wacana ini belakangan kerap diperbincangkan di tengah masyarakat.
Sekretaris Jenderal Komunitas Jokowi-Prabowo 2024, Timothy Ivan Triyono menyebut salah satu penyebab wacana itu muncul adalah masih belum adanya tokoh yang lebih baik dari Joko Widodo.
Ia menyebut Jokowi jadi benchmark atau angka minimal bagi sosok yang akan maju capres.
"Jangan sampai nanti di 2024 kita tidak bisa mencari pengganti Pak Jokowi atau penerus Pak Jokowi. Bagi kami, Pak Jokowi itu sudah membuat benchmark yang cukup tinggi untuk kepemimpinan di masa yang akan datang," kata Timothy dalam keterangannya, ditulis Sabtu (15/1/2022).
Sehingga menurutnya jika pada Pilpres 2024 belum juga ditemukan tokoh yang bisa menyamai, maka Jokowi layak untuk kembali dicalonkan.
Baca juga: Sekber Dorong Prabowo-Jokowi Maju Pilpres 2024, Pengamat: Mendegradasi Jokowi karena Turun Kasta
"Jadi, paling tidak Pak Jokowi ini sekarang jadi angka minimal ya. Jadi kalau 2024 nanti, Pak Jokowi tidak bisa menunjuk ke luar, mencari pengganti atau penerusnya maka mau tidak mau saya harap Pak Jokowi menunjuk dirinya sendiri, menunjuk ke dalam," jelas dia.
Sebelumnya, dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan tren dukungan masyarakat terhadap Presiden Jokowi untuk kembali maju 3 periode pada Pilpres 2024 terus meningkat.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan pada September 2021 dukungan Presiden Jokowi untuk maju 3 periode hanya 27,5 persen.
Namun, dukungan ini meningkat dalam 2 survei terakhir, yakni pada November 2021 dengan tingkat dukungan berada pada angka 38,4 persen dan pada Desember 2021 kembali meningkat menjadi 40 persen.
Baca juga: Talkshow Membahas Transformasi Digital Jokowi Dihadiri Ribuan Mahasiswa UMM
Tren peningkatan ini tidak berbeda jauh dengan dukungan publik terhadap perpanjangan masa jabatan presiden untuk 3 periode.
Pada September 2021, hanya 23,9 persen responden yang mendukung wacana masa jabatan presiden diperpanjang menjadi 3 periode.
Namun, dalam 2 survei terakhir, dukungan terhadap perpanjangan masa jabatan presiden mengalami peningkatan yang signifikan.
"Pada November 2021, yang setuju masa jabatan presiden diperpanjang tiga periode naik menjadi 35,6 persen dan kembali naik pada Desember 2021 menjadi 38,6 persen," jelas Burhanuddin dalam rilis hasil survei secara daring, Minggu (9/1/2021) lalu.