Waspada Lonjakan Omicron, Luhut Imbau Perkantoran Terapkan WFH, Warga Diminta Tak ke Luar Negeri
Pemerintah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menahan mobilitas keluar rumah maupun aktivitas berkumpul.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah terus memitigasi kemungkinan penambahan kasus Covid-19, terutama setelah munculnya varian Omicron di Indonesia.
Berdasakan data, negara Eropa, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat telah melewati puncak varian Omicron.
Sedangkan, di negara Asia kasus Omicron masih meningkat.
“Memang varian Omicron ini gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, seperti Delta."
"Tetapi kita harus melakukan mitigasi supaya kejadian pertengahan Juli 2021 tidak terulang kembali,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Minggu (16/1/2022), dikutip dari laman Kemenko Marves.
Baca juga: Jangan Terlena karena Omicron Tak Berbahaya, Pemerintah Perlu Waspada dan Ketegasan
Baca juga: Omicron Tembus 1000 Kasus Per Hari, Muhaimin: Ini Alarm Keras, Jangan Lengah
Di Indonesia, para peneliti telah melakukan studi dan memprediksi puncak Omicron terjadi pada awal atau pertengahan Februari 2022 dengan angka mendekati 25 ribu kasus per hari.
“Namun apabila kita meningkatkan protokol kesehatan, mendorong jumlah orang tervaksinasi, dan menerapkan pengetatan mobilitas sebagai alternatif terakhir, kita pasti bisa membuat perkembangan menjadi landai dibanding dengan apa yang terjadi di negara lain,” jelas Luhut.
Luhut Sampaikan Sejumlah Imbauan
Selanjutnya, Luhut mengatakan, pemerintah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menahan mobilitas keluar rumah maupun aktivitas berkumpul.
Selain itu, ia mengimbau agar perkantoran kembali menerapkan Work From Home (WFH).
Lalu, masyarakat harus sudah divaksin lengkap untuk masuk ke tempat publik.
“Perkantoran diimbau untuk sebisa mungkin melakukan aktivitas work from home, dan syarat masuk ke tempat publik diperketat menjadi harus full vaksinasi,” jelas dia.
Baca juga: Pemerintah Prediksi Puncak Kasus Omicron Pertengahan Februari hingga Awal Maret
Baca juga: Hadapi Puncak Varian Omicron, Pemerintah Perketat Mobilisasi Masuk-Keluar Jakarta
Masyarakat juga diminta tidak pergi ke luar negeri atau ke luar kota bila tidak benar-benar diperlukan.
Luhut pun meminta semua pihak dapat bekerja sama agar gelombang Omicron tidak terjadi di DKI Jakarta.
Ia juga mengajak para stakeholders, termasuk pemerintah dan masyarakat agar kompak menerapkan protokol kesehatan.
Kemudian, melakukan vaksinasi kedua dan booster, serta menjaga jarak.
Baca juga: Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret, Menkes: DKI Jakarta Medan Perang Pertama Hadapi Omicron
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Jubir Wapres Sebut Umrah Akan Dibatasi
Luhut Minta Kompak Hadapi Omicron
Menko Luhut mengatakan, kini jumlah varian Omicron banyak terjadi di Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Terutama di Provinsi DKI Jakarta dan di Banten, serta Jawa Barat, yang sebagian wilayahnya termasuk bagian dari aglomerasi Jabodetabek.
Di sisi lain, kasus di provinsi lain relatif terjaga meskipun pemerintah harus berhati-hati.
Mengingat, mobilitas di Jawa-Bali sudah sangat tinggi.
“Kita semua bertanggung jawab. Saya harap kita semua bisa bersatu. Saya minta kompak kita semua,” ujar Luhut.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Pastikan Bisa Tangani Perang Omicron di Ibu Kota
Baca juga: Kasus Omicron Melonjak Beberapa Minggu ke Depan, Vaksinasi Booster bagi Warga Jabodetabek Dipercepat
Berdasarkan asesmen pada 14 Januari 2022, kota/kabupaten yang masuk ke level 1 meningkat menjadi 20 wilayah.
Pemerintah akan memonitor dan mengevaluasi PPKM setiap minggunya agar dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi akibat varian Omicron.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.