Inilah Penampakan Para Preman yang Bunuh Anggota TNI AD, Tiga Tersangka Lain Masih Diburu Polisi
Kasus yang kini ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yelah menetapkan 6 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya masih melakukan penyidikan kasus pengeroyokan yang menewaskan seorang anggota TNI AD, Pratu Sahdi di Waduk Pluit, Minggu (16/1/2022).
Sejauh ini Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Selain itu, ada 3 orang DPO yang identitasnya telah dikantongi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, dalam peristiwa itu terdapat 8 orang pelaku pengeroyok korban.
Delapan orang itu, enam di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik.
Baca juga: Anggota Raider yang Tewas Dikeroyok Preman Itu dalam Kondisi Sakit, Panglima TNI: Kami Mau Keadilan
"Empat orang kita amankan, yang tiga orang sudah berstatus tersangka dan satu orang masih pendalaman," kata Tubagus dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Tubagus menyebut tiga tersangka lainnya yang masuk DPO kini diburu oleh polisi.
"Terhadap 3 orang atas nama Baharudin, Sapri, dan Arsi sudah ditetapkan tersangka dan ditetapkan jadi DPO," jelas Tubagus.
Para tersangka itu dikenakan pasal 170 KUHP dan 351 KUHP.
Baca juga: Polisi Ungkap Peran Tersangka Pengeroyokan yang Menewaskan Anggota TNI di Muara Baru
Peristiwa yang menewaskan anggota TNI AD tewas Pratu Sahdi terjadi usai dikeroyok sejumlah orang bersenjata tajam di kawasan Jalan Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu, 16 Januari 2022 sekitar pukul 03.00 WIB.
Rekan korban berinisial SM sebagai warga sipil menderira luka bersama satu orang lainnya. Keduanya menjadi korban dan saat ini masih dirawat di RS Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara.
Pengeroyokan ini bermula saat sejumlah pelaku mengendarai sepeda motor datang dan bertanya 'apakah kamu orang K**** (menyebut daerah tertentu--Red)?"
Korban tak menjawab pertanyaan pelaku hingga membuat keributan terjadi.
Para pelaku mengeroyok korban dan menikam korban dua kali.
Warga sipil yang mencoba memisahkan keributan tersebut ikut menjadi korban pengeroyokan.
Berikut ini fakta-fakta anggota TNI AD dikeroyok hingga tewas:
1. Kronologi kejadian
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Wibowo mengatakan peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Minggu dini hari.
Diberitakan Tribunnews.com, dikatakan Kombes Wibowo, menurut keterangan saksi, korban saat kejadian sedang nongkrong sambil minum kopi di kawasan Taman Burung, Waduk Pluit.
Baca juga: Update Kasus Pengeroyokan Terhadap Anggota TNI hingga Tewas: Cerita Saksi hingga 1 Pelaku Ditangkap
Saat tengah asyik nongkrong, tiba-tiba datang segerombolan pelaku.
Mereka kemudian menanyakan asal-usul orang yang mereka cari dari kelompok tertentu.
Saat didatangi kelompok itu, korban tidak menjawab saat ditanya asalnya sehingga dipukul salah satu pelaku yang dibalas pukul juga oleh korban.
Wibowo menambahkan, baik pelaku dan korban tak saling mengenal dan tidak memiliki permasalahan sebelumnya.
Hal itu senada dengan kronologi yang diungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan.
Kombes Zulpan mengatakan, saat kejadian korban tengah berjalan bersama dua temannya, yakni SM (33) dan MS (30).
Kemudian tiba-tiba saja ketiganya dihampiri empat pria yang berboncengan dengan dua sepeda motor.
Keempat pria itu menanyakan satu persatu korban apakah mereka orang Kupang.
Kemudian SM menjawab bahwa ia bukan orang Kupang melainkan orang Lampung.
"Setelah itu pelaku bertanya ke korban S dan korban tidak menjawab, akhirnya terjadi cekcok antara pelaku dan korban S," jelas Zulpan dikonfirmasi Senin (17/1/2022), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Baca juga: Polisi Tetapkan Satu Tersangka Terkait Kasus Pengeroyokan yang Menewaskan Anggota TNI di Muara Baru
Antara korban dan pelaku kemudian saling pukul dan salah satu pelaku mencekik leher korban S sambil memegang tangan korban.
Saat kedua tangan korban dipegang oleh salah satu pelaku, pelaku lain menusuk korban S dengan senjata tajam sebanyak dua kali hingga korban jatuh tersungkur.
Akibat penusukan itu korban meninggal dunia dengan alami luka di bagian dada.
2. Korban Pergi ke Jakarta untuk Terapi
Belakangan, Sahdi, anggota TNI AD yang tewas dikeroyok itu diketahui merupakan anggota di Bataliyon Infanteri (Yonif) Raider 303 Garut, Jawa Barat.
Diberitakan Tribunnews.com, Sahdi ke Jakarta untuk kepentingan terapi kesehatan.
"Kebetulan korban ini sedang berobat terapi dan berada di Jakarta, sampai terjadi peristiwa itu," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Wibowo di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (17/1/2022).
3. Satu Orang Jadi Tersangka
Polisi melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Polisi menyimpulkan, pengeroyokan dilakukan oleh 6 orang.
Hingga saat ini, Polres Metro Jakarta Utara telah menangkap tiga orang terduga pelaku.
Namun, dari tiga orang yang ditangkap, baru satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Tiga orang kami amankan sudah dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan, satu orang ditetapkan sebagai tersangka dan 2 orang masih sebagai saksi," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Wibowo, Senin (17/1/2022), diberitakan Tribunnews.com.
Wibowo menjelaskan, pihaknya sudah mengantongi sejumlah barang bukti yang menguatkan untuk menentukan tersangka.
Salah satu pelaku berinisial R, diketahui berperan memiting korban.
Sementara, satu pelaku utama berperan menusuk anggota TNI yang diketahui berinisial B.
Tersangka juga sempat terlibat baku hantam dengan korban.
"Selanjutnya tersangka B melakukan penusukan terhadap korban sebanyak dua kali. Akibat tusukan itu, S meninggal di tempat," kata dia.
4. Reaksi Panglima TNI
Terkait kasus ini, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberi tanggapan.
Ia berharap pihaknya mendapatkan keadilan.
"Intinya kami juga ingin ada keadilan karena mereka melakukan tindak pidana yang menyebabkan anggota TNI AD dan secara umum menyebabkan orang lain tewas," tegasnya, Senin (17/1/2022), seperti dikutip dari Kompas.tv.
Jenderal Andika menyatakan, tim penyidik TNI terus melakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Utara yang menangani kasus tersebut.
"Tim penyidik Panglima TNI sudah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara dan kami terus memonitor," ujarnya.
Namun, Andika menegaskan bawa tim TNI tidak akan mengintervensi penyidikan kasus tersebut.
Dia juga mengatakan, saat ini sudah ada kemajuan dalam proses penyidikan.
Baca juga: Sedang Terapi Kesehatan di Jakarta, Anggota TNI yang Ditusuk Hingga Tewas Berasal dari Garut
Sebab, sudah ada tiga terduga pelaku pengeroyokan dan penusukan yang ditangkap polisi.
"Tinggal kita tunggu perkembangannya," paparnya.