PKS Kritisi Snack Gambar Kaesang: PT Garuda Tak Punya Sensitivitas? Sangat Naif
Snack bergambar anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, yang ada di Pesawat Garuda tuai kritik publik.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Snack bergambar anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, yang ada di Pesawat Garuda tuai kritik publik.
Seperti diungkap Wasekjen PKS Ahmad Fathul Bari, hal ini dapat menggiring opini masyarakat hingga menyangkutpautkannya dengan kepentingan politik.
Sebagai perusahaan BUMN terbesar, kata Ahmad Fathul, Manajemen PT Garuda Indonesia seharusnya juga sensitif terhadap hal-hal seperti ini.
"Masa BUMN sebesar Garuda tidak mempunyai sensitivitas terhadap hal tersebut, menurut saya sangat naif."
"Jadi baiknya pernyataan-pernyataan dari BUMN dan sebagainya ini, harusnya ada pertama minta maaf," kata Ahmad Fathul dikutip dari Kompas Tv, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Ini Pesan Megawati yang Dipegang Erick Thohir Saat Jabat Menteri BUMN
Baca juga: Erick Thohir Tak Permasalahkan Ada Gambar Kaesang di Kemasan Snack Pesawat Garuda: Asal Tak Ada KKN
Menurut Ahmad Fathul, fenomena ini sangat erat kaitannya dengan aspek etis perusahaan berplat merah.
"Sisi etika itu yang paling awal ya harus minta maaf."
"Karena hal semacam ini di masa reformasi harusnya tidak terjadi lagi," sambung Ahmad Fathul.
Selama tidak ada unsur nepotisme, kata Ahmad Fathul, PT Garuda Indonesia hanya cukup memberikan penjelasan saja ke publik.
Penjelasan tersebut berkaitan dengan kesesuaian prosedur bagaimana cara 'Snack Kaesang' tersebut dapat sampai masuk ke manajemen Garuda.
"Dan yang kedua harus dijelaskan ke publik kalau memang tidak ada unsur nepotisme dan prosesnya sesuai dengan prosedur," pinta Ahmad Fathul.
Tanggapan BUMN
Tanggapi kritikan soal keberadaan 'Snack Kaesang' di Pesawat Garuda, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menapik adanya unsur politik di dalamnya.
Baca juga: Andre Rosiade Dukung Langkah Menteri BUMN Erick Thohir Optimalkan Sektor Pariwisata Indonesia
Arya lantas menjelaskan duduk persoalannya bahwa sebenarnya produk ini telah ada lama digunakan PT Garuda Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.