Apa Itu Egg Freezing? Pembekuan Sel Telur Tanpa Pembuahan, Kemungkinan Bisa Hamil di Masa Mendatang
Berikut penjelasan lengkap mengenai egg freezing atau pembekuan sel telur.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan lengkap mengenai egg freezing atau pembekuan sel telur.
Egg freezing atau disebut dengan mature oocyte cryopreservation merupakan metode yang digunakan untuk "menyimpan" kemampuan wanita agar hamil di masa depan.
Sel telur yang diambil dari ovarium seseorang akan dibekukan tanpa dibuahi dan disimpan untuk digunakan di masa mendatang.
Sel telur beku dapat dicairkan dan dikombinasikan dengan sperma di laboratorium yang selanjutnya ditanamkan di rahim yang disebut fertilisasi in vitro atau program bayi tabung.
Baca juga: Lakukan Egg Freezing, Luna Maya Sebut sebagai Tindakan Persiapan: Sedia Payung sebelum Hujan
Berikut penjelasan lengkap mengenai egg freezing atau pembekuan sel telur, dikutip dari mayoclinic.org:
Mengapa egg freezing dilakukan?
Egg freezing dapat menjadi pilihan bagi seseorang yang belum siap untuk hamil sekarang, tetapi ingin mencoba untuk hamil di waktu mendatang.
Berbeda dengan pembekuan sel telur yang dibuahi (kriopreservasi embrio), egg freezing atau pembekuan sel telur tidak memerlukan sperma karena sel telur tidak dibuahi sebelum dibekukan.
Sama seperti pembekuan embrio, seseorang yang melakukan egg freezing harus menggunakan obat kesuburan untuk membuat dirinya berovulasi sehingga seseorang tersebut akan menghasilkan banyak sel telur untuk diambil.
Seorang wanita dapat mempertimbangankan melakukan egg freezing jika:
1. Memiliki kondisi atau keadaan yang dapat mempengaruhi kesuburannya
Hal ini termasuk anemia sel sabit, penyakit autoimun seperti lupus, dan keragaman gender seperti menjadi transgender.
2. Memerlukan pengobatan untuk kanker atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil
Perawatan medis tertentu seperti radiasi atau kemoterapi dapat membahayakan kesuburan.
3. Menjalani fertilisasi in vitro atau program bayi tabung
Saat menjalani fertilisasi in vitro, beberapa orang lebih memilih pembekuan sel telur daripada pembekuan embrio karena alasan agama atau etika.
4. Ingin mengawetkan sel telur di usia yang lebih muda sekarang untuk digunakan di masa mendatang
Membekukan sel telur di usia yang lebih muda dapat membantu seseorang hamil saat dirinya sudah siap.
Orang tersebut dapat menggunakan sel telur yang beku untuk mencoba mengandung anak dengan sperma dari pasangan atau donor sperma.
Donor dapat diketahui atau anonim serta embrio juga dapat ditanamkan ke dalam rahim orang lain untuk membawa kehamilan (pembawa kehamilan).
Risiko egg freezing
1. Kondisi yang berhubungan dengan penggunaan obat kesuburan
Meskipun jarang, penggunaan obat kesuburan suntik seperti hormon perangsang folikel sintetis atau hormon luteinizing untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan ovarium seseorang menjadi bengkak dan nyeri.
Hal ini dirasakan segera setelah ovulasi atau pengambilan sel telur (ovarium hyperstimulation syndrome).
Tanda dan gejala yang ditrasakan antara lain sakit perut, kembung, mual, muntah, dan diare.
2. Komplikasi prosedur pengambilan sel telur
Meskipun jarang, penggunaan aspirasi jarum untuk mengambil sel telur dapat menyebabkan perdarahan, infeksi atau kerusakan pada usus, kandung kemih, atau pembuluh darah.
3. Tidak menjamin keberhasilan hingga berisiko keguguran
Pembekuan sel telur dapat memberikan harapan untuk kehamilan di masa depan, tetapi tidak ada jaminan keberhasilan.
Apabila seseorang menggunakan sel telur beku untuk memiliki anak, risiko keguguran terutama akan didasarkan pada usia orang tersebut saat sel telur dibekukan.
Wanita yang lebih tua akan memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi, terutama karena memiliki sel telur yang lebih tua.
Penelitian hingga saat ini belum menunjukkan peningkatan risiko cacat lahir pada bayi yang lahir akibat pembekuan sel telur.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan terkait keamanan pembekuan sel telur.
Proses egg freezing
1. Stimulasi ovarium
Seseorang yang melakukan egg freezing akan menggunakan hormon sintetis untuk merangsang indung telur agar menghasilkan banyak sel telur, dibandingkan sel telur tunggal yang biasanya berkembang setiap bulan.
Selama perawatan, dokter akan memantau.
Seseorang akan menjalani tes darah untuk mengukur respons terhadap obat perangsang ovarium.
Kadar estrogen biasanya meningkat saat folikel berkembang dan kadar progesteron tetap rendah hingga setelah ovulasi.
Kemudian, dilakukan prosedur dengan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bagian dalam ovarium.
Hal ini bertujuan untuk memantau perkembangan kantung yang berisi cairan tempat sel telur matang (folikel).
Ketika folikel siap untuk proses pengambilan sel telur (umumnya setelah 10 hingga 14 hari) suntikan human chorionic gonadotropin (Pregnyl, Ovidrel) atau obat lain dapat membantu sel telur matang.
2. Pengambilan sel telur
Pengambilan sel telur dilakukan dengan obat penenang.
Langkah yang dilakukan adalah aspirasi ultrasound transvaginal, di mana probe ultrasound dimasukkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel.
Kemudian, sebuah jarum dipandu melalui vagina dan masuk ke dalam folikel.
Alat pengisap yang terhubung ke jarum digunakan untuk mengeluarkan sel telur dari folikel.
Beberapa sel telur dapat dikeluarkan dan penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak sel telur yang diambil (hingga 15 per siklus), peluang kelahiran akan semakin baik.
Setelah pengambilan sel telur, kemungkinan efek yang dirasakan adalah kram.
Selain itu, perasaan tertekan mungkin dirasakan secara berlanjut selama beberapa minggu karena indung telur tetap membesar.
3. Pembekuan sel telur
Tak lama setelah sel telur yang tidak dibuahi dipanen, sel telur tersebut didinginkan hingga suhu di bawah nol untuk diawetkan agar dapat digunakan di masa mendatang.
Susunan sel telur yang tidak dibuahi membuatnya sedikit lebih sulit untuk dibekukan dan menyebabkan kehamilan yang dinilai sukses dibandingkan susunan sel telur yang dibuahi (embrio).
Proses yang paling umum digunakan untuk pembekuan sel telur secara cepat atau disebut vitrifikasi.
Zat konsentrasi tinggi yang membantu mencegah pembentukan kristal es selama proses pembekuan yang digunakan dengan pendinginan cepat.
Setelah melakukan egg freezing
Biasanya, seseorang dapat melanjutkan aktivitas normal dalam waktu seminggu setelah pengambilan sel telur.
Selain itu, disarankan untuk menghindari hubungan seks tanpa pengaman untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Segera menghubungi penyedia layanan kesehatan apabila mengalami:
- Demam tinggi lebih dari 38,6 Celsius.
- Sakit perut yang parah.
- Kenaikan berat badan lebih dari 0,9 kilogram dalam 24 jam.
- Pendarahan vagina berat.
- Kesulitan buang air kecil.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Egg Freezing
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.