Kasus Omicron Tembus 1.000 Kasus, Menko Luhut: Ada Musuh Bersama, Ikuti Arahan Pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan menyampaikan kasus Omicron sudah menembus 1.000 kasus.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan menyampaikan kasus Omicron sudah menembus 1.000 kasus.
Diketahui, mayoritas kasus atau yang terinfeksi virus ini berasal dari luar negeri.
“Mengenai Omicron itu, saya kira kemarin angkanya udah lebih 1.000 dan tadi saya baru dapat laporan lagi bahwa banyak yang datang dari luar negeri. Ada tadi satu kelompok, satu kloter itu 44 persen itu kena Omicron atau Covid,” kata Menko Luhut, Rabu (19/1/2022), dikutip dari maritim.go.id.
Menanggapi kondisi tersebut, Menko Luhut meminta sekaligus mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak berpergian keluar negeri terlebih dahulu dan tetap membatasi aktivitas di luar rumah.
Hal tersebut sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo mengenai langkah dan upaya pemerintah Indonesia menghadapi virus Omicron atau pandemi Covid-19.
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Capai 840 Kasus, Ini Hal-hal Penting yang Ditekankan Presiden Jokowi
“Jadi saya ingin imbau lagi apa yang disampaikan Presiden, upaya jangan keluar negeri dulu kalau tidak penting amat selama 3 minggu ke depan ini,” ujarnya.
Hingga saat ini, kasus positif varian Omicron di mancanegara terus bertambah dan semakin tinggi.
Bahkan, kasus-kasus omicron yang terkonfirmasi di Indonesia akhir-akhi ini sebagian besar dari luar negeri.
“Sampai sekarang ini Omicron yang terbanyak di Indonesia dari luar. Saya ulangi sampai kemarin Omicron terbanyak itu dari luar nengeri,” jelas Menko Luhut.
Dibutuhkan kerja sama dan sinergisitas
Selain itu, Menko Luhut juga menyampaikan bahwa virus Omicron yang saat ini terjadi dan melanda Indonesia menjadi musuh bersama.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dan sinergisitas untuk menanggulanginya agar Indonesia dapat segera terbebas dari pandemi.
“Omicron adalah musuh bersama, jadi jangan ada mempersoalkan ini (soal jabatan dan pangkat), nggak ada disini. Jadi kita harus kompak melihat ini, ini ada musuh bersama,” jelasnya.
Ia pun meminta agar masyarakat mematuhi semua arahan dari pemerintah.
“Kalau Anda masih pengen hidup. Kalau masih mau hidup (silakan ikuti), kalau enggak mau hidup ya silakan langgar,” tutup Menko Luhut.
Masyarakat diminta untuk waspada
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo sebelumnya, masyarakat diminta untuk waspada, tetapi tidak bereaksi secara berlebihan.
“Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan,” ujar Presiden Joko Widodo, Selasa (18/1/2022), dikutip dari setkab.go.id.
Berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa varian Omicron memang lebih mudah menular, tetapi memiliki gejala yang lebih ringan.
“Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit, tapi, sekali lagi, kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah,” ucapnya.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
Presiden Joko Widodo mengungkapkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, masyarakat diminta untuk mengurangi mobilitas.
“Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak, sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk keperluan yang tidak esensial.
“Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” ujarnya.
Kemudian, Presiden juga menekankan mengenai pentingnya vaksinasi dalam menghadapi pandemi, termasuk peningkatan kasus Omicron saat ini.
Ia pun meminta kepada masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat, baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster.
“Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin (dosis) pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster. Semuanya gratis karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semuanya,” tandasnya.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan semua pihak untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sebagai salah satu kunci dalam menghadapi pandemi.
“Saya tidak akan pernah bosan untuk terus mengingatkan selalu gunakan masker, menjaga jarak, dan jangan lupa mencuci tangan. Intinya ikuti protokol kesehatan dengan disiplin,” tutup Presiden Joko Widodo.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Virus Corona