Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pertahanan Prabowo Ungkap Alasannya Lanjutkan Program Komcad

Keputusan untuk melanjutkan program Komcad merupakan hasil evaluasi dan pencapaian kebijakan pertahanan negara pada tahun lalu.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Menteri Pertahanan Prabowo Ungkap Alasannya Lanjutkan Program Komcad
Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden
Upacara pengukuhan Komcad di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), di Batujajar, Bandung, Jawa Barat ,Kamis (7/10/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memastikan program Komponen Cadangan (Komcad) akan berlanjut pada tahun ini.

Keputusan untuk melanjutkan program itu merupakan hasil evaluasi dan pencapaian kebijakan pertahanan negara pada tahun lalu.

”Kebijakan Pertahanan negara tahun 2022 merupakan hasil evaluasi dan tindak lanjut dari upaya pencapaian sasaran kebijakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan negara tahun 2021," kata Prabowo saat membuka Rapim Kemhan, Kamis (20/1).

"Sasaran kebijakan yang masih berlangsung akan dilanjutkan, di antaranya kebijakan pembentukan komponen cadangan dan penataan komponen pendukung," imbuhnya.

Baca juga: Arti Komponen Cadangan atau Komcad TNI Beserta Penjelasan Selengkapnya

Baca juga: Keberadaan Komcad TNI Dinilai Penting untuk Perkuat Sistem Pertahanan Semesta

Keputusan melanjutkan program Komcad itu didasarkan Prabowo atas kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara yang menjadi acuan bagi Kemhan dan TNI untuk menyelenggarakan Pertahanan negara.

Penyelenggaraan Pertahanan negara yang berpedoman pada sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, mendorong pelibatan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.

Untuk memastikan program berjalan, hal itu harus dipersiapkan sedini mungkin, salah satunya melalui program Komcad.

Berita Rekomendasi

"Sishankamrata harus dipersiapkan secara dini dan diselenggarakan secara total, terpadu, dan terarah dan berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman yang mungkin akan kita hadapi," ucap Prabowo.

Pembentukan Komcad ini diketahui berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2021.

Tahun lalu tahapan pembentukan komponen cadangan ini telah dimulai sejak proses pendaftaran yang dibuka pada 17 sampai dengan 31 Mei 2021, yang dilanjutkan proses seleksi tanggal 1 sampai 17 Juni 2021, pelatihan dasar kemiliteran 21 Juni sampai dengan 18 September 2021, hingga penetapan pada Kamis 7 Oktober 2021.

Baca juga: Menhan Prabowo: Pembelian Jet Tempur Rafale Tinggal Aktifkan Kontrak, F-15 EX Masih Negosiasi

Dari seleksi panjang di sejumlah wilayah itu total Komponen cadangan yang lolos seleksi ada 3.103 orang yang terdiri dari Rindam Jaya 500 orang, Rindam 3 Siliwangi 500 orang, Rindam 4 Diponegoro 500 orang, Rindam 5 Brawijaya 500 orang, Rindam 12 Tanjungpura 499 orang, Universitas Pertahanan 604 orang. Mereka kemudian dilantik langsung oleh Presiden Jokowi.

Dalam sambutannya, Jokowi melarang komcad digunakan untuk kepentingan selain pertahanan.

Ia menegaskan bahwa komcad dibentuk untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

Komcad bakal dikerahkan dalam keadaan perang atau darurat militer. Selain itu, mobilisasi komcad dilakukan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

"Artinya tidak ada anggota komponen cadangan yang melakukan kegiatan mandiri. Perlu saya tegaskan, komponen cadangan tidak boleh digunakan untuk lain, kecuali kepentingan pertahanan," kata Jokowi saat melantik komcad di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tahun lalu.

Komponen Cadangan (Komcad) Tahun 2021.
Komponen Cadangan (Komcad) Tahun 2021. (Dok. Kementerian Pertahanan)

Jet Tempur Rafale

Selain Komcad, pada Tahun 2022 ini sejumlah kebijakan pertahanan juga turut dilakukan Kemhan.

Di antaranya pembangunan postur TNI, perwujudan pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar dan penguatan pertahanan di wilayah selat-selat strategis.

Kendati demikian, Prabowo mengatakan sejumlah kebijakan itu masih dapat berubah seiring perkembangan serta munculnya ancaman bagi negara.

"Seiring dengan perkiraan munculnya berbagai ancaman sebagaimana dampak pertumbuhan lingkungan strategis, beberapa sasaran kebijakan mengalami perubahan," kata Prabowo.

Baca juga: Kronologi Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Maybrat Papua

Adapun terkait rencana pembelian pesawat tempur generasi 4,5, yakni Dassault Rafale buatan Perancis, Prabowo mengatakan rencana itu terus berproses.

Ia menyebut pembelian itu tinggal mengaktifkan kontrak. "Rafale yang sudah agak maju. Rafale sudah agak maju, saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo.

Soal rencana pembelian Rafale itu sebelumnya diketahui lewat pertemuan pada 22 Oktober 2021 antara Prabowo dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.

Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017.

Kerjasama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.

Dilansir Defenseworld.net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya juga telah melakukan pertemuan pada Januari 2020.

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet tempur Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.

Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Akui Pihaknya Lakukan Audit Internal Terkait Kasus Satelit Slot Orbit

Kepada Florence, Prabowo mengungkapkan ketertarikan Indonesia untuk memperoleh 48 jet Rafale hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton. Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.

Sedangkan mengenai rencana pembelian F-15EX, Prabowo menambahkan saat ini proses masih berkutat pada tahap negosiasi dengan Amerika Serikat. "F-15 (F-15EX) kita masih dalam tahap negosiasi," kata Prabowo.

Terkait pembelian pesawat, sebelumnya pernah diutarakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.

Ia mengatakan, rencana pembelian pesawat tempur telah mengerucut ke dua jet tempur, yakni Dassault Rafale dan F-15EX.

Dengan rencana tersebut, Fadjar mengatakan, pemerintah meninggalkan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.

Menurutnya, anggaran jadi salah satu pertimbangan utama yang membuat pemerintah memilih untuk membeli Rafale dan F-15 EX. Diketahui, Indonesia berencana memboyong 8 unit F-15 EX.

Baca juga: KSAU Minta Para Komandan Satuan Bisa Jadi Teladan dan Inspirasi Bawahan

Dalam kesempatan Rapim Kemhan kemarin Prabowo menyatakan pihaknya juga sudah menyerahkan sejumlah peralatan buatan dalam negeri untuk TNI.

"Secara simbolis kita serahkan beberapa peralatan untuk TNI produksi dalam negeri kita, produksi pindad yaitu kendaraan berlapis baja, ada badak, ada anoa, ada komodo dan ada beberapa alat-alat untuk angkatan udara dan untuk angkatan laut, kapal patroli ya," katanya.(tribun network/git/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas