Analisa Pengamat Soal Bagaimana Dampak Suara PDIP di Pileg 2024 Terkait Kasus Arteria Dahlan
Hendri Satrio menyatakan, kasus Arteria Dahlan yang menyinggung perasaan suku Sunda dinilai dapat mempengaruhi perolehan suara PDI-P pada Pileg.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaaiKOPI Hendri Satrio menyatakan, kasus Arteria Dahlan yang menyinggung perasaan suku Sunda dinilai dapat mempengaruhi perolehan suara PDIP pada Pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Tak hanya di Jawa Barat, melainkan kata dia, pengaruh tersebut juga bisa timbul dari beberapa wilayah yang di dalamnya terdapat masyarakat dan simpatisan dari suku Sunda.
"Bukan hanya di Jawa Barat tapi ke seluruh masyarakat Sunda yang ada di seluruh Indonesia," kata Hendri kepada Tribunnewscom melalui pesan suara, Minggu (23/1/2022).
Agar kemungkinan tersebut tak terjadi, maka kata dia penting bagi PDI-P untuk segera melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi yang berat kepada Arteria.
Hal itu perlu dilakukan karena menurutnya, permohonan maaf dari Arteria Dahlan saja tidak cukup untuk mengembalikan marwah PDI-P.
"Nah sedang ditunggu sebetulnya sanksi tegas dari PDIP Perjuangan untuk arteria Dahlan sebetulnya," bebernya.
Baca juga: Kasus Arteria Dahlan, Apa Bisa Pengaruhi Perolehan Suara PDI-P di Jawa Barat pada Pileg 2024?
Jika pemberian sanksi berat itu tak juga diterapkan oleh PDI-P, bukan tidak mungkin kemarahan dari masyarakat Sunda akan terus meluas.
Terlebih, kesempatan ini juga kata Hendri bisa menjadi kesempatan bagi Partai Politik pesaing PDI-P untuk memanfaatkan momentum.
"Kalau tidak ada sanksi tegas ya ini akan digaungkan terus oleh masyarakat Sunda atau oleh partai-partai politik yang menjadi lawan keras PDIP Perjuangan nantinya," ucap Hendri.
Atas hal itu kata Hendri, sudah seharusnya PDI-P melayangkan sanksi tak hanya tertulis namun juga yang membuat masyarakat Sunda merasa dihargai.
Baca juga: Pengamat Sebut PDIP Harus Beri Sanksi Berat untuk Arteria Dahlan: Bila Perlu Pemecatan
Ini juga penting diterapkan kata dia, agar perilaku serupa tak lagi terjadi yang dilakukan oleh anggota legislatif lain dari PDI-P maupun Partai Politik lain.
"Iya ada sanksi lah untuk untuk arteria dahlan bukan saja bukan hanya sanksi tertulis yang ringan tapi yang mumpuni yang dianggap oleh masyarakat Sunda cukup keras," bebernya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga.
Dia mengatakan, PDI-P harus segera mengambil sikap tegas atas pernyataan Arteria Dahlan yang telah menyinggung perasaan suku Sunda tersebut.
"PDIP juga perlu melakukan tindakan nyata sebagai tindak lanjut dari rasa bersalah atas perilaku kadernya (Arteria Dahlan)," kata Jamiluddin dihubungi terpisah.
Tak segan, Jamiluddin menyebut kalau PDI-P bisa melakukan pemecatan terhadap Arteria Dahlan sebagai kader.
Hal itu dinilai penting dilakukan guna memberikan kembali kepercayaan masyarakat khususnya suku Sunda kepada PDI-P, meski Arteria Dahlan telah mengucapkan permohonan maaf.
"Reaksi berupa kemarahan itu tampaknya tak dapat diselesaikan dengan permohonan maaf dari Arteria. PDIP sebaiknya memberi sanksi berat berupa pemecatan kepada Arteria," bebernya.
"PDIP perlu melakukan hal itu, karena yang dibutuhkan warga Sunda berupa tindakan nyata," tukas dia.
Baca juga: Minta Kasus Arteria Dahlan Jadi Pembelajaran Kader, Sekjen PDIP: Dalam Politik, Hati-hati Berbicara
Sebelumnya beredar tayangan video Arteria Dahlan dalam sebuah rapat yang meminta Kajati dicopot karena berbahasa Sunda.
Pernyataan itu dinilai sebagian pihak sebagai pernyataan bersifat SARA.
Bahkan terkait hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melayangkan peringatan kepada seluruh pengurus hingga kader partai agar tak sembarangan dalam berkomunikasi. Terlebih di ranah publik.
Menurut Hasto, apa yang diucapan anggota DPR sekaligus kader PDIP Arteria Dahlan yang mempersoalkan Kepala Kejaksaan Tinggi (kajati) berbahasa Sunda dalam rapat, bisa jadi pelajaran besar bagi seluruh partai.
"Bagi PDI Perjuangan, ini juga menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota dan kader partai untuk dalam politik itu hati-hati berbicara," kata Hasto di sela-sela peringatan acara HUT ke-49 PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Bali, Sabtu (22/1/2022).
Hasto juga mengaku DPP PDIP telah menerima permintaan maaf dari Arteria secara langsung.
Baca juga: Soal 5 Pelat Mobil Mewah Arteria Dahlan yang Sama, MKD DPR Sebut Sudah Temui si Politisi
Bahkan, Hasto melihat kesungguhan Arteria dalam permohonan maaf yang disertai penyesalan tersebut.
"Saya sendiri ketika memanggil yang bersangkutan sudah melihat bagaimana keseluruhan penyesalan itu nampak dalam diri saudara Arteria Dahlan," ungkapnya.
Hasto menyadari bahwa membangun kedisiplinan termasuk disiplin dalam berbicara menjadi tugas partai untuk membina anggotanya.
Melihat persoalan berkaitan Kajati berbahasa Sunda, ia menilai Arteria jelas tidak menampilkan kedisiplinan dalam berbicara.
Untuk itu, Hasto kembali mengingatkan seluruh kader PDIP agar tak melakukan kesalahan yang sama dalam berkomunikasi di publik.
Ia pun menegaskan bahwa sikap PDIP selalu membangun kerukunan di tengah keberagaman.
"Kita ini justru selalu mendorong semangat membangun kerukunan sebagai warga bangsa, terus memperbaiki dari berbagai kekurangan-kekurangan yang ada," jelasnya.