Jawaban Risma Terkait Berpeluang Jadi Kepala Otorita IKN Nusantara: Banyak Kepala Daerah Arsitek
Risma mengatakan banyak kepala daerah atau mantan kepala daerah yang berlatar arsitek.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial Tri Rismaharini bersuara terkait peluangnya menjadi kepala otorita Ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Risma mengatakan banyak kepala daerah atau mantan kepala daerah yang berlatar arsitek.
Hal itu disampaikan Risma menanggapi soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) membocorkan kriteria calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Banyak, banyak kepala daerah yang (berlatar) arsitek."
"Bukan hanya aku aja. Jadi, gak bisa ngomong aku," jawab Risma usai menanam Mangrove di di Pantai Telaga Waja, Badung, Minggu (23/1/2022).
Sata ditanya kesiapan dirinya bila ditunjuk untuk posisi tersebut, Risma mengaitkannya dengan peran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ibu tahu saya. Saya harus melapor ke Ibu. Karena Ibu tahu siapa saya. Apakah saya tepat di situ atau tidak," jawabnya.
Awak media kembali mendesak Risma, apakah siap untuk ditunjuk.
"Bukan soal siap. Orang saya nggak tahu kok," kata Risma sambil tertawa.
Ia pun mengakhiri sesi tanya dengan wartawan dan mengajak kader PDIP yang sudah menantinya untuk foto bersama.
Risma dan Ahok Lebih Berpeluang Pimpin IKN Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kriteria calon pemimpin Ibu Kota Negara (IKN) baru yaitu Nusantara berlatar belakang pernah menjadi kepala daerah dan seorang arsitek.
Diketahui, kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek antara lain Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Eks Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Walikota Makassar Danny Pomanto, atau Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai, pernyataan Presiden yang menyebut kriteria calon kepala otorita Ibukota negara paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek menjadi teka-teki.