Jenderal Dudung Pimpin Apel 2.655 Personel di Monas, Bicara Soal Ancaman Radikalisme Hingga Covid
Dudung menekankan sejumlah hal khususnya terkait ancaman radikalisme di Republik Indonesia hingga pandemi covid-19.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com/Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memimpin apel gelar pasukan 2.655 personel TNI AD di Jabodetabek di Lapangan Monas Jakarta Pusat pada Selasa (25/1/2022).
Dalam apel tersebut, Dudung menekankan sejumlah hal khususnya terkait ancaman radikalisme di Republik Indonesia hingga pandemi covid-19.
"Saya ingin menyampaikan bahwa hasil Rapim Kemhan bahwa kelompok-kelompik radikal sudah masuk di beberapa elemen masyarakat. Baik mahasiswa, maupun elemen yang lainnya. Oleh karenanya saya perintahkan kepada seluruh jajaran TNI AD agar mengantisipasi, agar peka terhadap perkembangan-perkembangan tersebut," kata Dudung.
Perkembangan kelompok radikal, kata Dudung, hitungannya bukan lagi jam atau hari melainkan sudah hitungan menit.
Baca juga: Momen Jenderal Dudung Ukir Sejarah, Jadi KSAD Pertama Terbangkan Helikopter Serang AH-64E Apache
Oleh karena itu, kata dia, jajaran TNI AD jangan pernah ragu-ragu dalam mengantisipasi ancaman radikalisme tersebut.
Ia pun menekankan agar seluruh jajaran TNI AD melakukan pembinaan-pembinaan sehingga masyarakat memahami bahwa kelompok-kelompok radikal memang dengan sengaja akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Peka artinya peduli dan kalian berkarakter. Begitu juga kalian kalau sudah kalian ketahui segera koordinasikan dengan pihak kepolisian," kata Dudung.
Selain itu, kata dia, Pandemi covid-19 yang masih ada hingga saat ini berpengaruh terhadap sektor kesehatan juga berdampak pada aspek kehidupan lainnya baik ekonomi maupun sosial.
Untuk itu, ia menekankan kepada seluruh prajurit TNI AD untuk terus memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya penanganan covid-19 baik melalui program vaksinasi maupun penegakan protokol kesehatan.
Baca juga: KSAD Jenderal Dudung: Saya Percayakan Mayjen Untung untuk Memimpin Kodam Jaya
"Termasuk membantu pemulihan ekonomi demi mengatasi berbagai kesulitan masyarakat, termasuk demi terjaganya stabilitas nasional," kata dia.
Dudung juga menyampaikan tujuh perintah harian KSAD yang harus dipedomani dan harus dicamkan seluruh personel satuan TNI AD.
Pertama, kata dia, implementasikan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI di manapun kalian bertugas dan berada.
"Kalian harus pegang teguh Sapta Marga, 8 Wajib TNI. Kalau ini dipegang kalian tidak pernah akan melanggar, tidak pernah akan menyakiti rakyat, tidak akan pernah menakuti rakyat, dan kalian akan dapat menjadi contoh dalam sikap dan kebijaksanaan," kata Dudung.
Kedua, tunjukan jati diri TNI AD sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional.
Ketiga, pertajam kepekaan terhadap perkembangan situasi dan lakukan tindakan proaktif terhadap segala bentuk ancaman, terutama yang dapat menganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Saat ini, kata dia, media sosial sudah banyak kelompok, orang per orang yang mencoba menganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Pegang teguh Pancasila.
"Jangan terkecoh dengan perkembangan di media sosial, bahkan jangan coba-coba apabila ada kelompok radikal yang masuk di tubuh TNI AD. Saya tidak akan segan untuk menindak secara hukum kepada prajurit yang sudah terpapar kelompok radikal," kata Dudung.
Keempat, tegakan kedaulatan dan pertahankan keutuhan NKRI sampai titik darah penghabisan.
Dengan Pancasila, kata dia, NKRI masih tegak berdiri.
"Jangan pernah ragu-ragu. Saya minta kalian harus jadi petarung, jagoan, dan pemberani. Jangan jadi ayam sayur, kalau diadu kalahan," kata Dudung.
Kelima, TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya.
Keenam lakukan tindakan-tindakan yang akan berdampak terhadap kesejahteraan rakyat agar mampu menumbuhkan kecintaan dan kasih sayang rakyat terhadap TNI AD.
"Apabila terjadi sesuatu, maka TNI dan rakyat akan bahu membahu memukul kelompok-kelompok yang mencoba mengganggu kesatuan RI," kata dia.
Ketujuh, tingkatkan sinergitas dengan pemerintah, Polri, dan komponen bangsa lainnya dalam rangka mensukseskan program pemerintah.
Oleh karena itu, kata dia, apabila pemerintah daerah meminta bantuan kepada TNI AD jangan pernah ragu-ragu.
"Jangan terlalu lama menunggu perintah, tapi lakukan, cepat bergerak. Seperti layaknya kalian di Lumajang, kalian membantu jangan menunggu perintah. Birokrasi terlalu lama, tapi berangkat dulu. Karena itu yang diharapkan eh rakyat kita," kata Dudung.