Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prof Tjandra Ingatkan Lima Pertimbangan yang Harus Dievaluasi Pada Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka

Setidaknya ada lima hal yang dapat jadi pertimbangan tentang kebijakan pembelajaran tatap muka di situasi sekarang ini.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Prof Tjandra Ingatkan Lima Pertimbangan yang Harus Dievaluasi Pada Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan jumlah terbatas pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (10/1/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung menerapkan pembagian empat kelompok simulasi PTM 100 persen di Kota Bandung. Kelompok simulasi satu menjalankan PTM dengan jumlah 100 persen, kelompok dua 75 persen, tiga 50 persen, dan yang belum menjalankan PTM dengan kapasitas pelajar maksimal 25 persen. Sementara durasi pembelajaran dibatasi diatur per sesi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Setidaknya ada lima hal yang dapat jadi pertimbangan tentang kebijakan pembelajaran tatap muka di situasi sekarang ini.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama.

Pertama, pada 13 Januari 2022 lima Organisasi Profesi Dokter Spesialis (Anak, Paru, Penyakit Dalam, Jantung dan Anastesi) membuat surat ke 4 Menteri sehubungan Evaluasi proses PTM.

Baca juga: PTM 100 Persen Tetap Berjalan, KSP Minta Orang Tua Siswa Harus Waspada Tapi Jangan Panik

Baca juga: Kasus Omicron Melonjak, KPAI Minta Pelaksanaan PTM 100 Persen Dievaluasi

Di dalam surat tersebut menyebutkan bahwa anak dan keluarga baiknya tetap diperbolehkan memilih PTM atau PJJ (pembelajaran jarak jauh) dengan syarat, anak dengan komorbid memeriksakan diri dulu.

Selain itu memastikan kelengkapan imunisasi untuk dapat ikut PTM serta mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah.
Kedua, diketahui bahwa kasus COVID-19 di hari-hari ini terus meningkat.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

Dan juga ada kecenderungan peningkatan angka positif serta perlu penilaian perkembangan angka reproduksi. Semuanya menunjukkan potensi penularan di masyarakat, apalagi angka transmisi lokal varian Omicron juga terus meningkat.

Berita Rekomendasi

Ketiga, sebagaimana juga ditulis dalam surat 5 Organisasi Profesi Spesialis maka anak dapat saja mengalami komplikasi berat yaitu “multisystem inflammatory in children associated with COVID-19 (MIS-C”).

"Bukan tidak mungkin juga ada komplikasi Long Covid-19. Pendapat para pakar beberapa negara, antara lain dari South Dakota Amerika Serikat, juga mulai membicarakan kemungkinan Long COVID-19 pada anak ini," ungkap Prof Tjandra dalam keterangan resmi, Selasa (25/1/2022).

Walaupun memang perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi, tentu tidak ada yang ingin anak-anak alami risiko tinggi tertular Covid-19.

Keempat, penelitian di Afrika Selatan, dengan data dari 56,164 Covid-19 yang masuk ke rumah sakit menemukan bahwa angka anak dibawah 4 tahun ternyata 49% lebih tinggi saat terinfeksi varian Omicron dibandingkan Delta.

Data lain dari “Centers for Disease Control and Prevention (CDC)” Amerika Serikat menyebutkan pada Januari 2022 angka anak masuk rumah sakit meningkat di Amerika.

"Rata-rata 4,3 balita per 100.000 angka masuk rumah sakit pada minggu sampai awal Januari. Meningkat dari angka 2,6 per 100.000 pada minggu sebelumnya," kata Prof Tjandra menambahkan.

Kalau dibandingkan dengan angka awal Desember, maka ada peningkatan 48%, peningkatan tertinggi pada kelompok umur ini selama pandemi COVID-19.

Kelima, bahwa ada di daerah yang disebut sebagai medan perang (“battlefield”). Disebutkan juga sudah ada beberapa kecamatan yang masuk “zona Merah”.

"Jadi, setidaknya di zona merah dalam suatu medan perang maka baik kalau upaya perlindungan kesehatan ditingkatkan, termasuk Evaluasi pelaksanaan PTM setidaknya dimulai di daerah-daerah itu," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas