Jangkar Cak Imin Imbau Semua Pihak Tidak Memperkeruh Nahdliyin
Hal tersebut disampaikan Jabidi menyikapi pernyataan salah satu pengurus PBNU bahwa PKB ingin mengkerdilkan NU.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Jaringan Akar Rumput (Jangkar) Cak Imin, A. Jabidi Ritonga menyampaikan agar semua pihak tidak memperkeruh Nahdliyin dengan membenturkan PBNU dan PKB.
Hal tersebut disampaikan Jabidi menyikapi pernyataan Wasekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat bahwa PKB ingin mengkerdilkan NU.
“Tidak ada sama sekali tindakan PKB yang mengkerdilkan NU, bahkan sejak PKB didirikan hingga sekarang, komunikasi PBNU dan PKB sangat harmonis, komunikasi terjalin dengan sangat intens, Ketua Umum PKB dari masa ke masa selalu berjalan bersama PBNU,” kata Jabidi dalam keterangannya, Rabu (26/1/2022).
Menurut Jabidi, selama ini PBNU dan PKB saling mengisi untuk kepentingan Indonesia lebih luas, politik rahmatan lil alamin, dan memberi ma'anfaat untuk semua.
Baca juga: Pemilu Ditetapkan 14 Februari 2024, PKB Optimis Raih 100 Kursi di DPR RI
Dikatakan bahwa sejak masa orde baru, banyak pihak yang menghendaki nahdliyin terpecah belah dengan berbagai cara dan narasi.
“NU ini kan organisasi terbesar, namun selalu dipecah oleh banyak oknum, dan seringkali oknum tersebut menggunakan orang internal untuk memperkeruh suasana," katanya.
Jabidi mengajak semua nahdliyyin untuk bersikap bijaksana dengan selalu menjaga persatuan agar keluarga besar NU mampu membangun bangsa Indonesia lebih bermartabat.
Diberitakan Kompas.TV, Wasekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan mengingatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), khususnya Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin.
Kata Rahmat Hidayat, Cak Imin dan PKB tidak boleh melupakan sejarah dan salah kaprah dalam berorganisasi.
Sentilan ini terkait safari politik dan dukung mendukung yang dilakukan Cak Imin untuk Capres 2024 beberapa waktu lalu yang dilakukan di beberapa cabang NU.
"Sejarah tidak bisa dilupakan bahwa PKB dilahirkan oleh PBNU. Jika mengacu ke sana, artinya kepemilikan saham dan pengendalian operasional PKB harusnya di bawah kendali PBNU," ujar Rahmat.
Dia menilai tingkah PKB dalam beberapa waktu terakhir memperlihatkan bahwa PKB seolah lebih hebat dan berjasa dibandingkan NU.
"Ini menunjukkan PKB ingin mengerdilkan NU dan PBNU. Cara berorganisasi yang salah kaprah seperti ini harus diingatkan,” katanya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV