14 Tahun Soeharto Wafat: Ini Kisah sang Jenderal Bintang 5 yang Justru Takut saat Disoraki Bocah SD
Hari ini, tepat 14 tahun lalu, Presiden ke-2 RI Soeharto wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Jadi sejak kecil anak-anak sudah siap menghadapi kenyataan," sanggah Soeharto.
Soeharto kemudian masih melanjutkan pembicaraan itu.
"Buat saya, banyak penduduk itu tidak apa, asal mereka penduduk yang produktif dan tidak membebani negara. Penduduk banyak itu sebenarnya kekuatan, sepanjang mereka mampu bekerja dan membangun.
Tetapi kalau cuma bisa makan dan menganggur, mereka akan menjadi beban selamanya," tandas Soeharto.
Apa yang menjadi kekhawatiran Soeharto itu rupanya terbukti di kemudian hari.
Tepatnya, saat kekuasannya tumbang.
Indonesia dilanda krisis ekonomi, dan bermunculan banyak pengangguran.
Tidak hanya itu, masih menurut Kunarto, banyak cercaan yang diterima Soeharto saat gerakan reformasi meletus di tahun 1998.
"Setelah itu berbagai cercaan dilontarkan kepada Pak Harto. Sakit hati betul saya."
Hujatan-hujatan itu semuanya mencampakkan begitu saja jasa-jasa Pak Harto selama masa-masa beliau memimpin pembangunan bangsa ini dari berbagai sisi kehidupan rakyat," kata Kunarto.
Satu dari 3 Jenderal Besar TNI Berpangkat Bintang Lima
Soeharto merupakan presiden pertama yang berasal dari kalangan tentara, tepatnya TNI Angkatan Darat.
Diketahui, ia adalah satu di antara prajurit yang mendapat penghargaan pangkat tertinggi dalam sejarah TNI, yakni Jenderal Besar TNI.
Sebutan lainnya mendapat tanda bintang lima di pundak atau jenderal bintang lima.