Zulkifli Hasan Memperkenalkan Konsep Islam Tengah Demi Menjaga Stabilitas Politik Indonesia
Zulkifli menyampaikan bahwa saat ini banyak kalangan yang mencoba membenturkan antara negara dan agama.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Kata Zulhas, tanpa menjadikan agama sebagai landasan hukum formal, agama telah menjadi falsafah landasan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka pikiran untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agama hanyalah menunjukkan ketidakpahaman dalam memahami falsafah bernegara kita," ujarnya.
Zulhas menyebut bahwa semestinya pemikiran mengenai Islam Tengah menjadi landasan atau pijakan dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Apa itu Islam tengah, Islam tengah adalah perwujudan Islam yang mengedepankan moderasi yang dalam bahasa Arab dikenal dengan kata wasathiyah," ucap Zulhas.
Zulhas mengatakan bahwa Islam tengah bukanlah konsep baru, tapi sudah sejak lama hadir Indonesia.
Bahkan, sejumlah ormas Islam pun turut menafsirkan soal Islam tengah, di antaranya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
"Saya kira spirit Islam tengah inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yag damai, memiliki stabilitas politik yang baik dan kompatibel pada ide kemajuan," ujarnya.
"Melihat konteks sosial politik Indonesia saat ini, saya merasa spirit Islam tengah harus kita perkuat kembali, aktor-aktor politik kebangsaan Islam harus berpegang teguh pada nilai-nilai ini dan menghindarkan diri dari godaan ideologi-ideologi transnasional Islam yang mencoba menawarkan konsep khilafah. Khilafah kita justru pancasila itu," lanjut Zulhas.
Baca juga: Zulhas soal Sebutan Sahabat untuk Ridwan Kamil: Memang Saya Dekat, Bukan Pura-Pura
Pidato Zulhas itu mendapat respons positif dari para tokoh yang hadir. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut pidato yang disampaikan ini memiliki peran yang penting.
"Bisa mengikis politik identitas dan meningkatkan kualitas demokrasi kita," katanya.
Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai jarang ada tokoh politik, ketua umum parpol, yang menyampaikan pidato kebudayaan.
"Ini sesuatu yang sangat baik dan perlu kita apresiasi. Pak Zul membawa politik yang berorientasi kebudayaan. Kebudayaan adalah sumber nilai-nilai luhur, tidak semata berorientasi pada kekuasaan," kata Haedar.
Sedangkan Anies Baswedan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas langkah yang diambil Zulhas dan gagasan yang disampaikannya dalam pidato kebudayaan.
"Pak Zul menunjukkan bagaimana memposisikan agama dan negara sesuai dengan pikiran Pancasila. Ini contoh yang sangat baik dalam politik negara," kata Anies dalam testimoninya.(tribun network/den/dit/dod)