SBY Cerita soal Diskusi Panjang dengan Dipo Alam Saat Menyelesaikan Konflik Aceh
SBY menyebut saat itu pro dan kontra sangat tinggi soal konflik Aceh, banyak yang menentang dan tidak setuju.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercerita bagaimana dirinya mengenal dan bekerja sama dengan Dipo Alam di kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Satu di antara cerita itu yakni ketika bertugas untuk mengakhiri konflik di Aceh.
Hal tersebut dikatakan SBY saat menghadiri diskusi buku biografi Dipo Alam yang berjudul "Dipo Alam Dalam Pusaran Adab Dipimpin dan Memimpin Biografi Seorang Aktivis".
"Itu ketika kami sedang mengemban amanah negara untuk merajut damai di Bumi Aceh. Judulnya adalah mengakhiri konflik Aceh yang sudah berlangsung lebih dari 30 tahun secara damai, peaceful," kata SBY dalam sambutannya secara daring, Senin (31/1/2022).
SBY menyebut saat itu pro dan kontra sangat tinggi soal konflik Aceh, banyak yang menentang dan tidak setuju.
Baca juga: Harta Kekayaan Sekpri SBY, Kombes Pol Yunus Hadith Pranoto: Meningkat 4 Kali Lipat dari 2019
Dia pun berdiskusi dengan Dipo Alam, lalu mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang tak bisa membedakan antara tujuan dengan cara.
"Operasi militer yamg dijalankan saat itu yang tidak setuju dengan proses politik, itu hanya salah satu cara. Bukan tujuan, tujuannya konflik selesai, Aceh tetap bagian dari NKRI. Kedaulatan kita tegak, merah putih tetap berkibar, dan Aceh menjadi peaceful dan bisa membangun daerahnya lebih baik lagi," kata dia.
Setelah diskusi dan merasa klop dengan Dipo Alam, SBY kemudian menggalang dukungan internasional dari negara-negara lainnya.
"Alhamdulillah dukungan kuat sekali, dari PBB, Asean, Uni Eropa, bahkan datang ke Swedia tempat para pemimpin GAM berada waktu itu. Dukungan dari dalam negeri juga tidak kalah kuatnya, dari desa ke desa, kabupaten ke kabupaten, di seluruh Aceh selama dua tahun," kata dia.
"Alhamdulillah direct negotiation dengan GAM waktu itu membuahkan hasil. Klop antara jalan pikiran bung Dipo Alam dengan jalan pikiran saya. Saya tak akan pernah melupakan Pak Dipo Alam," pungkas SBY.