TGB Zainul Majdi Terpilih Jadi Ketua Umum PB NWDI: 'Berkhidmat untuk Umat Membangun Indonesia Maju'
TGB mengatakan jabatan Ketua Umum PB NWDI ini adalah amanah yang mesti dia ikhtiarkan dengan baik dan maksimal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK TIMUR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) TGB KH Muhammad Zainul Majdi terpilih kembali dalam Muktamar NWDI di Pancor, Selong, Lombok Timur, Minggu (30/1/2022).
Prosesi TGB KH Muhammad Zainul Majdi menjadi Ketua Umum PB NWDI berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Terpilihnya Ketua Umum PB NWDI TGB KH Muhammad Zainul Majdi mengacu pada keputusan Muktamar 1 NWDI No 005/KPT/NWDI/2022.
Pimpinan Sidang Muktamar ke-1 NWDI Rosiady Sayuti membacakan putusan menetapkan TGB sebagai Ketua Umum PB NWDI periode 2022-2027.
Baca Juga: PROFIL TGB KH M Zainul Majdi, Ketua Umum PB NWDI 2022-2027, Ulama Karismatik Cucu Maulana Syaikh
Pembacaan keputusan ini sekaligus juga mengakhiri sidang pleno VI Muktamar ke-1 NWDI.
"Muktamar NWDI 1 memberikan mandat kepada Tuan Guru Bajang Zainul Majdi sebagai ketua umum PB NWDI periode 2022-2027," ujar Rosiady, yang pernah menjabat Sekda Provinsi NTB itu.
Dengan terpilihnya TGB kembali menjadi ketua PB NWDI, diharapkan mampu membawa NWDI menuju perubahan yang lebih baik.
Keputusan ini disambut baik oleh peserta dan acara dilanjutkan dengan swafoto bersama dengan TGB.
Usai terpilih, TGB memberikan pidato.
TGB mengatakan jabatan Ketua Umum PB NWDI ini adalah amanah yang mesti dia ikhtiarkan dengan baik dan maksimal.
"Ini amanah yang baik, kita akan jalankan rekomendasi muktamar, yang jadi amanat untuk bersama-sama kami tunaikan," kata TGB.
Dia mengatakan, muaranya adalah berkhidmat untuk umat membangun Indonesia maju.
NWDI, kata TGB, dengan muktamar ini menegaskan dan menangguhkan jati dirinya bahwa NWDI adalah gerakan keislaman kebangsaan.
Hal itu tidak pernah lepas dari isu-isu yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
"Baik itu isu-isu sosial, isu politik, isu ekonomi, termasuk isu keadilan, dan semuanya diteropong oleh NWDI itu dalam perspektif ahlussunnah waljamaah," ujar cucu pahlawan nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid itu.
Menurut TGB, ada 3 prinsip dasar perjuangan NWDI ke depan.
Baca juga: Presiden Jokowi Buka Muktamar Ke-1 NWDI di Lombok Timur Secara Virtual
"Yang mengedepankan pertama tasamuh, toleransi termasuk dalam konteks perbedaan pandangan di dalam membangun republik ini. Dalam makna yang lugas adalah perbedaan pandangan itu sesuatu yang sah, tidak boleh dipermasalahkan, tentu sepanjang sesuai dengan koridor hukum dan etika yang ada," beber TGB.
Lalu kedua, kata TGB adalah tawassul atau proporsionalitas.
"NWDI memandang salah satu yang menjadi pangkal seringnya terjadinya kekisruhan di ruang publik adalah ketika kita tidak bisa memotret suatu masalah secara proporsional," tandasnya.
Kadang masalah yang sebenarnya, kata TGB, adalah masalah kontestasi politik itu ditarik menjadi masalah akidah.
TGB melanjutkan, kadang masalah yang sebenarnya muaranya adalah keadilan substansial tetapi kemudian ditarik hanya menjadi demokrasi prosedural.
"Jadi kadang-kadang kalau kita tidak proporsional, salah menempatkan masalah di ruang yang keliru, itu kita akhirnya tidak mampu menangani dengan baik," kata mantan anggota DPR RI itu.
Akhirnya, kata TGB, yang terjadi itu kekisruhan terus menerus di ruang publik.
"Karena itu kami mendorong semua, termasuk di NWDI sendiri untuk terus meneguhkan cara pandang proporsional, berimbang," tandasnya.
Kemudian yang ketiga, kata TGB adalah tahaddur.
Artinya gerak NWDI ini berorientasi ke masa depan.
"Karena itu kami di NWDI sebagaimana disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo juga bonus demografi kita hampir mencapai puncak, pastikan itu bisa menjadi keunggulan, bukan bencana," ujarnya.
"Karena itu semua sumber daya kita di Indonesia ini harus bergerak bersama, dan berorientasi masa depan," lanjutnya.
Hal-hal yang sifatnya sudah terjadi, kata TGB, beban-beban sejarah saya pikir tidak perlu kita terkungkung.
Termasuk dikotomi-dikotomi antar orang lama orang baru, pandangan lama pandangan baru.
"Saya pikir semua pandangan itu bermanfaat, semua periode dan masa pemerintahan itu juga sudah berkontribusi untuk Indonesia. Tugas kita adalah mengambil yang terbaik," ujar TGB.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Prosesi TGB KH M Zainul Majdi Terpilih Jadi Ketua Umum PB NWDI Dalam Muktamar ke-1 NWDI