Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Natalius Pigai Merantau ke Jawa di Usia Muda Bermodal Uang Saku Rp 300 Ribu dari Ibunya

Itu terjadi saat Natalius Pigai merantau dari Papua menuju Jawa pada tahun 1994 kala dia masih berusia 19 tahun.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Natalius Pigai Merantau ke Jawa di Usia Muda Bermodal Uang Saku Rp 300 Ribu dari Ibunya
Tribun Jakarta
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menceritakan bagaimana perjuangannya dan doa sang ibunda kala dirinya merantau dari papua menuju Yogyakara. 

"Ibu saya kasih Rp 5.000 waktu itu karena bapak saya belum pulang udah hampir 6 bulan, dia itu dinas di desa terpencil," kata Natalius Pigai menceritakan perjuangannya untuk kuliah.

Uang Rp 5.000 tentunya tak cukup untuk biaya dia merantau ke Jawa.

Natalius Pigai makin panas ketika melihat rekan-rekan sekolahnya banyak yang melanjutkan pendidikan ke sejumlah kota besar di Indonesia.

"Teman saya yang tidak pintar ada yg ke Jayapura, ke Jawa, ke Makassar, ke Manado, tapi saya masa tidak. Disitu saya cemburu, saya menangis," tutur Natalius Pigai.

Melihat keinginan Natalius Pigai yang begitu kuat untuk kuliah, sang ibu akhirnya menuju Nabire untuk menjual hasil dagangannya.

Uang tersebut sebesar Rp 300 ribu kemudian diserahkan ke Natalius Pigai untuk bekalnya merantau ke Jawa.

"Kamu bawa uang 300 ribu ini, kamu akan jadi sukses," ucap Natalius Pigai menirukan pesan ibundanya kala itu.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, Natalius Pigai menyebut ibundanya juga mendoakannya akan menjadi seorang gubernur di kemudian hari.

"Suatu saat ada momentum dimana kamu akan bertanding.  Tuhan kasih kamu pakaian putih, baju putih, celama putih dan kamu akan pegang tongkat, disini bintang (pundak).  Kamu akan jadi gubernur," lanjut Natalius Pigai menceritakan ucapan ibundanya.

"Mamah akan selalu ada di sampingmu, temanmu saja bisa," sambung Natalius Pigai sambil meneteskan air mata kala menceritakan doa sang ibunda kepadanya.

Ditahan di sel kapal laut

Mendapat bekal untuk merantau ke Jawa, Natalius Pigai akhirnya memutuskan menaiki kapal laut.

Namun karna saking ingin menghemat biaya, Natalius Pigai nekat untuk tak membeli tiket alias menjadi penumpang gelap.
Alhasil dia harus selalu kucing-kucingan dengan petugas kapal.

"Pas pemeriksaan tiket di kapal, saya sembunyi," tutur Natalius Pigai.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas