Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perajin Tahu-Tempe Menjerit, PPP Desak Pemerintah Kendalikan Harga Kedelai

Elly minta pemerintah mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dan melakukan langkah sistematis guna meningkatkan produksi kedelai dalam negeri

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Perajin Tahu-Tempe Menjerit, PPP Desak Pemerintah Kendalikan Harga Kedelai
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Elly Rachmat Yasin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI, Elly Rachmat Yasin mendesak Pemerintah untuk mengendalikan harga kedelai yang saat ini merangkak naik. 

Kenaikan harga kedelai ini membuat para perajin tahu dan tempe di tanah air menjerit.

“Kasihan para perajin tahu dan tempe kalau harga kedelai fluktuatif, apalagi melambung tinggi. Kenaikan harga kedelai ini membuat perajin tahu dan tempe sulit mendapatkan untung,” kata kata Elly di Jakarta, Selasa (15/2/2022).

Karena itu, anggota Komisi VI DPR RI ini menekankan kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar menetapkan harga kedelai impor yang stabil, sehingga tidak ada lagi perubahan atau fluktuasi harga yang mempersulit perajin tahu dan tempe.

Sementara, untuk solusi jangka panjang, Elly meminta pemerintah agar mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dan melakukan langkah sistematis guna meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

Baca juga: Kedelai Naik, Pabrik Tempe di Bogor Kebingungan, Ada Opsi Berhenti Produksi Selama 3 Hari 

Dengan begitu, ketergantungan terhadap impor menjadi berkurang. 

BERITA TERKAIT

“Saatnya sekarang pemerintah mengurangi ketergantungan dengan impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Kalau masih tergantung dengan impor, Indonesia tidak bisa mengendalikan harga kedelai,” ucapnya.

Menurutnya, ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai masih tinggi. Impor kedelai yang mencapai 80 persen lebih untuk kebutuhan nasional setiap tahunnya membuat Indonesia menjadi sangat tergantung dengan negara pengekspor. 

“Saat harga kedelai di negara pengekspor naik, begitu juga harga kedelai di dalam negeri, sehingga harga kedelai mengalami fluktuasi,” pungkasnya.

Berdasarkan data yang dilaporkan Kemendag, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022, mencapai USD 15,77 per gantang. 

Harga kedelai dunia itu diperkirakan naik terus hingga Mei 2022 menjadi 15,79 dollar AS per gantang dan baru akan turun tipis pada Juli 2022 menjadi 15,74 dollar AS per gantang.

Hal ini menyebabkan harga kedelai di tingkat importir Indonesia pada minggu pertama Februari 2022 tembus Rp11.240 per kilogram. 

Jika harga kedelai impor itu tembus Rp 12.000 per kg, harga tempe bisa naik Rp300 per kg dan harga tahu naik Rp50 per potong.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas