Warga Berharap Wadas Jadi Pusat Pariwisata Pascapenambangan Batu Andesit
Pemerintah akan menambang batu andesit dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo di lahan seluas 145 hektare.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan menambang batu andesit dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo di lahan seluas 145 hektare.
Warga Wadas berharap pascapenambangan, Wadas jadi pusat pariwisata di Purworejo sehingga ekonomi Desa Wadas semakin membaik di masa depan.
Harapan tersebut disampaikan sejumlah warga Dusun Beran Desa Wadas saat dimintai tanggapan. Menurut mereka pariwisata di bekas lokasi penambangan akan mendorong Wadas mengalami kemajuan secara ekonomi yang berkelanjutan di masa mendatang.
Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kini membetot perhatian nasional. Desa Wadas akan menjadi lokasi penambangan batu andesit.
Baca juga: Bamsoet Dorong Penyelesaian Konflik Wadas Purworejo Diselesaikan Secara Dialogis dan Humanis
Material ini akan dijadikan pondasi Bendungan Bener di Kecamatan Wadas yang merupakan bendungan tertinggi di Asia Tenggara dengan kedalaman 159 meter.
Lokasi penambangan batu andesit di Desa Wadas seluas 145 hektare.
Rodiah, warga Wadas menjadi salah satu warga yang setuju penambangan batu andesit di desa mereka.
Selain mendapat keuntungan dari lahannya yang dibebaskan pemerintah, Rodiah berharap pemerintah baik pusat dan daerah menyulap lahan bekas penambangan menjadi pusat pariwisata.
"Harapannya menjadi tempat pariwisata, jadi kami bisa jualan di situ. Bisa untuk pemasukan keluarga kami di masa depan,” katanya.
Rodiah membayangkan embung yang tercipta dari lokasi penambangan akan menjadi kawasan pariwisata.
Baca juga: Bamsoet Dorong Penyelesaian Konflik Wadas Purworejo Diselesaikan Secara Dialogis dan Humanis
“Kalau 140 hektare menjadi lokasi pariwisata, itu sangat luas dan menguntungkan kami,” kata warga Dusun Beras, Wadas.
Rodiah mengaku selama ini sudah jualan hasil kebun mereka kepada pendatang seperti degan (kelapa muda), nasi, gorengan, dan cemilan.
Namun jumlahnya masih terbatas karena orang yang datang baru terbatas pada wisatawan adventur seperti kelompok motor trail.
“Untuk mereka, satu degan saya bisa jualan Rp20 ribu per buah degan, lumayan,” katanya.
Dengan Wadas menjadi kawasan pariwisata, wisatawan yang akan datang jumlahnya jauh lebih banyak.
“Hasil kebun bisa kita olah dan kita jual mulai degan, ubi, nasi, cemilan, durian,” tutur Rodiah.
Rodiah menjadi salah pihak yang setuju dengan penambangan batu andesit di Desa Wadas.
Ia yakin dengan adanya penambangan batu andesit, tingkat perekonomian warga akan terdongkrak di masa depan.
“Saya sendiri sudah siap-siap jualan, tetangga juga. Kami senang kalau nantinya ada lokasi pariwisata di sini,” ungkap Rodiah.
Baca juga: Bawa Poster Wadas Melawan, Pria Misterius Lempar Bom Molotov ke Pos Polantas Kolong Tol Jatiwarna
Salah satu masalah yang menghambat kemajuan Desa Wadas adalah kondisi jalan yang masih sempit dari Kecamatan Bener menuju Desa Wadas.
Meski jaraknya antara 5-10 km dari Kecamatan Bener, tetapi kondisi medan berliku-liku dan naik turun, tidak mudah membangun jalan.
Ia berharap dengan adanya penambangan batu andesit, jalanan menuju Desa Wadas bisa diperlebar.
“Jadi nanti wisatawan tidak susah kalau datang ke sini,” harap Rodiah.
Selain Rodiah, harapan sama juga dilontarkan Elmilia Putri. Gadis berumur 19 tahun asal Desa Wadas ini baru lulus SMK.
Menurutnya mencari pekerjaan di situasi saat ini sulit. Maka jika Desa Wadas menjadi kawasan pariwisata skala besar, ia bisa lebih mudah berwirausaha seperti membuat aneka kerajinan untuk dipasarkan kepada pendatang.
“Harapan kami, Desa Wadas nanti jadi pusat pariwisata sehingga banyak lowongan pekerjaan untuk kami,” ujar Elmilia Putri.
Khanifan juga menjadi salah satu warga Desa Wadas yang antusias dengan penambangan batu andesit di desanya. Lokasi tanahnya seluas 1.300 mete persegi akan turut dibeli pemerintah.
“Hitung-hitugannya tanah dan pohon diatasnya akan diganti untung,” ungkap Khanifan.
Dana yang bakal ia terima, sebagian akan digunakan untuk membeli tanah di tempat lain. Sedangkan sebagian lagi untuk biaya pendidikan anak dan untuk buka usaha jika Desa Wadas nantinya jadi tempat pariwisata skala besar di Wadas.
“Saya akan buka tempat penginapan dan jualan hasil kebun,” katanya.
Menurut Khanifan, selama ini pendapatannya hanya dari bertani. Sedangkan untuk menjual hasil pertaniannya tidak mudah dilakukan karena infrastruktur jalan masih terbatas.
“Saya dapat informasi dengan penambangan batu andesit, pemerintah akan membuat jalan selebar 12 meter ke Wadas. Ini akan sangat menguntungkan bagi kami, pendatang akan mudah datang ke Wadas. Kita pun mudah menjual produk kebun kita,” papar Khanifan.
--
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.