Dibandingkan Urusi Kasus Korupsi, Presiden Diminta Jaga Pendapatan & Pengeluaran Negara Tidak Bocor
Boyamin menerangkan realitasnya pemberantasan korupsi di Indonesia masih level memenjarakan orang. Belum aset recovery.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman imbau Presiden Prabowo dibandingkan urus kasus korupsi lebih baik menjaga agar pendapatan negara tidak bocor.
Diketahui Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto memberikan kesempatan agar para koruptor untuk bertaubat.
Tak hanya itu Prabowo juga membuka pintu maaf asalkan mereka diam-diam mengembalikan uang yang sudah dicuri dari negara.
"Berikutnya yang utama sebenarnya bagi Pak Prabowo itu adalah bukan mengurusi itu (Kasus korupsi). Tapi justru mengurusi pemerintahnya membuat tata kelola pemerintahan yang baik, uang yang masuk maupun keluar tidak bocor," kata Boyamin, Minggu (22/12/2024).
Usahakan menjadi rembes saja, kata Boyamin. Uang pajak, uang bea cukai, pajak pendapatan negara bukan pajak, royalty tambang dan lain sebagainya yang masuk itu betul-betul bisa masuk semuanya dan efektif.
Apalagi kata dia Rasio pajak juga naik dari 10 persen sampai 12%.
"Itu akan mendapatkan uang sampai di angka Rp3.000 triliun. Bahkan bisa sampai Rp4.000 triliun dari sisi pendapatan itu saja," kata Boyamin.
Jika berhasil menjaga pendapatan dan pengeluaran negara tak sampai bocor. Dinilainya bisa membuat program makan siang gratis semakin banyak dan tidak perlu berhutang lagi.
"Kalau uang ini yang masuk dan keluar itu betul-betul di tata kelola pemerintahan yang baik, tidak bocor. Sehingga indeks persepsi anti korupsi kita akan naik. Karena apa? Di sisi pencegahannya sudah hebat dan penangkapan-penangkapan tidak ada lagi karena pencegahannya sudah bagus," jelasnya.
Boyamin menerangkan realitasnya pemberantasan korupsi di Indonesia masih level memenjarakan orang. Belum aset recovery, belum uang pengganti.
"Baru Kejaksaan Agung kemarin agak besar. Itu kan karena memang kasus yang besar ditangani dengan sungguh-sungguh. Tapi ke depan belum tentu juga akan menghasilkan uang pengganti yang besar juga," tandasnya.
Sebelumnya Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto memberikan kesempatan agar para koruptor untuk bertaubat. Eks Menteri Pertahanan ini membuka pintu maaf asalkan mereka mengembalikan uang yang sudah dicuri dari negara.
Hal itu disampaikan Prabowo saat bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Rabu (18/12/2024). Acara ini dihadiri 2000 orang mahasiswa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.