Buku Membangun Negeri Candradimuka Pendidikan Vokasi Pertanian Diharapkan Jadi Referensi Ilmiah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengutarakan, pertanian harus terus bersinergi dengan kemajuan teknologi.
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) melaksanakan kegiatan launching buku pada Sabtu (19/2/2022) di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat.
Buku berjudul “Polbangtan Membangun Negeri: Candradimuka Pendidikan Vokasi Pertanian” ini disusun oleh Tim Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) dan Polbangtan/PEPI.
Buku ini dimaksudkan sebagai sarana diseminasi kiprah Polbangtan dan PEPI dalam mencetak SDM Pertanian yang professional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengutarakan, pertanian harus terus bersinergi dengan kemajuan teknologi.
"Di era 4.0, semua sektor telah menerapkan teknologi, termasuk juga pertanian. Kita tidak mungkin menghindar, justru harus beradaptasi," kata Mentan.
Baca juga: Siapkan Generasi Unggul, Kementan Dorong Milenial Kembangkan Smartfarming
Saat memberikan arahan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan pendidikan vokasi merupakan salah satu alat untuk melahirkan petani milenial yang profesional, mandiri, dan berjiwa entrepreneurship.
"Bahkan pendidikan vokasi adalah sarana yang paling utama jika dibandingkan dengan metode yang lain. Karena, pendidikan vokasi adalah pendidikan yang relatif panjang, ada yang 3 sampai 4 tahun. Oleh karena itu output yang paling diharapkan yaitu menjadi petani milenial yang tangguh," katanya.
Menghasilkan SDM Unggul
Dedi menambahkan, petani bisa berjalan dengan output dari pendidikan vokasi itu.
"Oleh karena itu, kami menyampaikan kepada rekan pengelola pendidikan vokasi bahwa pendidikan vokasi harus menghasilkan qualified jobseeker dan qualified jobcreator. Artinya, alumni yang siap ditempatkan dari hulu sampai hilir dan alumni yang siap terjun bebas dalam pembangunan pertanian nasional dalam hal kewirausahaan pertanian," katanya.
Dilaksanakan secara hybrid, kegiatan ini turut diramaikan dengan kehadiran para Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) se- Indonesia serta perwakilan pejabat, dosen/guru,dan mahasiswa/siswa dari Polbangtan dan SMK-PP lingkup Kementan dan PEPI secara online.
Buku ini bukan hanya mengulas bagaimana sejarah singkat Pendidikan pertanian, tetapi juga bagaimana proses transformasi sekolah pertanian yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian.
Bagaimana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) berganti baju menjadi Polbangtan dengan metode Pendidikan vokasinya.
“Buku pendidikan vokasi pertanian ini sebagai bentuk apresiasi terhadap perkembangan ilmu yang terus dinamis sehingga perlu disusun referensi yang selaras dan mengikuti perkembagan teknologi dan peradaban khususnya pertanian saat ini. Oleh karena itu, kita berharap buku ini juga menjadi salah satu referensi mahasiswa, dosen, peneliti untuk memperkaya penyusunan tulisan ilmiahnya," ungkap Dedi Nursyamsi dalam sambutannya.