WHO Umumkan Indonesia Jadi Penerima Transfer Teknologi Vaksin mRNA, Apa Keuntungannya?
HO) mengumumkan, Indonesia terpilih sebagai salah satu negara sebagai penerima alih teknologi vaksin mRNA.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, Indonesia terpilih sebagai salah satu negara sebagai penerima alih teknologi vaksin mRNA.
"Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengumumkan Indonesia, telah dipilih sebagai salah satu negara penerima alih teknologi vaksin mRNA," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Bertemu Menlu Perancis, Retno Marsudi Ungkap Tekad RI Jadi Hub Pengembangan Vaksin mRNA di Asia
Baca juga: WHO: Kasus Baru Covid-19 di Seluruh Dunia Turun 19 Persen, Angka Kematian Stabil
Sebelum Indonesia ada beberapa negara yang telah menerima alih teknologi tersebut yaitu, enam negara dari Afrika yaitu Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Tunisia dan Afrika Selatan.
Sementara dari Eropa adalah Serbia. Sedangkan Amerika Latin adalah Argentina dan Brazil yang telah diumumkan 21 September 2021 lalu.
Dari Asia, yang baru saja diumumkan hari ini, adalah Indonesia, Bangladesh, Pakistan dan Vietnam.
Serta Korea Selatan berperan sebagai pendukung training center.
"Saya menekankan, Indonesia terus berkomitmen untuk terus memperjuangkan dan menyuarakan kesetaraan vaksin," tuturnya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, pandemi Covid-19 mengajarkan pentingnya untuk meningkatkan produksi vaksin khususnya di negara berpenghasilan menengah dan rendah.
"Saya menyampaikan apresiasi terpilihnya Indonesia, sebagai salah satu penerima transfer teknologi mRNA. Alih teknologi mRNA itu akan memberikan jaminan bukan saja meningkatkan akses terhadap vaksin Covid-19, tetapi untuk penyakit lain termasuk malaria, TBC dan kanker," ungkap Tedros.
Teknologi mRNA merupakan teknologi paling mutakhir mengembangkan vaksin dalam waktu paling singkat dan teknologi tersebut tidak mudah untuk dikuasai.
Indonesia akan mendapatkan pelatihan teknis pada skala industri, tata cara pengembangan vaksin skala laboratorium/klinis dan teknik quality control serta lisensi yang terkait.
Program WHO itu dilaksanakan di bawah mRNA vaccine technology transfer hub atau Pusat Alih Teknologi mRNA, sebagai upaya mendorong alih teknologi secara luas dan cepat ke beberapa negara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.