Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Cabai Meroket di Sejumlah Wilayah, Pedagang Keluhkan Omzet Turun dan Barang Langka

Kenaikan harga bumbu dapur seperti cabai terjadi di sejumlah daerah, seperti di Jakarta; Sukoharjo dan Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Harga Cabai Meroket di Sejumlah Wilayah, Pedagang Keluhkan Omzet Turun dan Barang Langka
Tribunnews/JEPRIMA
Pedagang saat menunjukkan cabai rawit merah dan cabai keriting di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Kenaikan harga bumbu dapur seperti cabai terjadi di sejumlah daerah.

Seperti di Jakarta, Sukoharjo dan Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Di Jakarta, harga cabai rawit merah saat ini dibanderol dengan harga Rp80 ribu per kilogram.

Padahal sebelumnya harga cabai rawit merah berkisar Rp60 ribu.

Sementara itu, untuk cabai keriting merah harganya naik sebesar 22 persen dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram.

Kini harga cabai keriting merah dibanderol Rp55 ribu per kilogramnya.

Baca juga: Harga Cabai Rawait di Malang Naik Menjadi Rp 65 Ribu per Kg

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Kramat Jati Jakarta Naik hingga 60 Persen

Situasi ini berimbas kepada anjloknya omzet para pedagang hingga mencapai 50 persen lebih.

BERITA REKOMENDASI

"Harga cabai sekarang Rp 60 ribu, iya (artinya harga cabai naik) sebanyak Rp 20 ribu."

"(Kenaikan harga cabai ini) sudah (terjadi selama) tiga hari yang lalu," kata pedagang cabai di Jakarta, Hendrik dikutip dari tayangan Kompas Tv, Senin (7/3/2022).

Akibatnya, omzet para pedagang anjlok hingga mencapai 50 persen lebih.

"Sekarang sepi, tidak seperti dulu. Omzet turun banget lah, hampir setengahnya," sambung Hendrik.

Kenaikan harga cabai juga dirasakan pedagang di Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.


Di Sukoharjo, pedagang cabai mengatakan bahwa kenaikan sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu.

Harga cabai dari yang semula Rp 25 ribu, kini naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Juga Normal, Bukti Kemendag Gagal Kendalikan Harga

Para pedagang berharap, pemerintah segera turun tangan untuk menyetabilkan harga cabai rawit merah.

Sehingga omzet para pedagang kembali naik.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, harga cabai di Kabupaten Semarang Jawa Tengah makin naik dan beraneka ragam.

Seperti di Pasar Bandarjo Ungaran, Sabtu (5/3/2022) rata-rata harga cabai perkilogramnya berkisar Rp 50ribu.

"Yang ini (cabe rawit merah per kilogramnya) Rp 65 ribu, kalau yang kecil Rp 50 ribu, rawit hijau Rp 45 ribu, tropong ijo Rp 25 ribu, yang merah Rp45 ribu dan yang keriting Rp 50 ribu," kata penjual sayuran di pasar Bandarjo, Aliya.

Aliya menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai itu sudah terjadi dalam kurun waktu 4 hari terakhir.

"Kenaikan sudah 4 hari ini naik, kenaikan cabai ini karena tidak ada barang."

Baca juga: Tren Harga Minyak Terus Naik, Pertamina: Kegiatan Hulu hingga Hilir Tetap Berjalan dan Terpenuhi

"Kenaikan cabai tidak stabil kaya sembako-sembako itu," sambung Aliya.

DPR Angkat Bicara Soal Komoditi Pangan

Kenaikan harga sejumlah bahan pokok dan bumbu dapur juga disoroti Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin.

Menurut Andi, pemerintah harus segera membuat rekomendasi penyelesaian, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang terkait dengan masalah ini.

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin.
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. (dpr.go.id)

Apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran.

"Menjelang puasa dan lebaran, solusi jangka pendek sangat penting segera diberikan agar pangan kita tetap terjangkau dan yang paling penting ada stoknya," ujar Akmal dikutip dari laman resmi DPR RI.

Baca juga: Polisi Belum Temukan Praktik Kartel Minyak Goreng

Yakni dengan melakukan operasi pasar dan membuat aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) secara mendetail.

Pemerintah mesti mendengar aspirasi dari peternak, petani, petambak budidaya ikan dan para pedagang agar kebijakan intervensi dapat tepat untuk mengendalikan harga pangan. 

Sementara itu, terkait dengan solusi jangka panjangnya, pemerintah harus memberikan kepastian akan keseimbangan pertumbuhan produksi.

Selain itu, kebijakan pemerintah memperketat impor dan peningkatan jumlah produksi yang menyeimbangkan antara permintaan dan ketersediaan juga mesti diperkuat.

Baik itu untuk komoditas pangan seperti beras, kedelai, jagung, gula, minyak goreng, daging, cabai, bawang, maupun daging ayam.

“Ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia untuk menyelesaikan persoalan pangan dalam negeri," sambung Akmal.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Erik S)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas