Sosok Pelda Soegimin, Prajurit KKO Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi dari Sumur Lubang Buaya
Pembantu Letnan Dua KKO (Purn) Soegimin yang lahir 12 Juni 1939 merupakan seorang purnawirawan Bintara tinggi TNI Angkatan Laut.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kopda KKO Sugimin,
Kopka KKO Hartono,
Praka KKO Samuri
Praka KKO Subekti.
Perlu menunggu 15 tahun hasil kerjanya diakui oleh pemerintah tepatnya Pada tahun 1980, Sugimin dan kawan-kawannya mendapatkan penghargaan dari TNI Angkatan Darat, Bintang Kartika Eka Paksi.
Kesaksian Prajurit KKO Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi
Sebelum peristiwa 30 September 1965, Pelda KKO (Purn) EJ Venkandou dan Pelda KKO (Purn) Soegimin sudah berada di Ancol, Jakarta Utara.
Keduanya, ketika itu sedang mempersiapkan acara HUT TNI yang sedianya akan saksikan langsung oleh Presiden Soekarno.
Keduanya, kemudian terpilih sebagai pasukan yang mengangkat jenazah tujuh jenderal revolusi yang dimasukkan ke dalam Lubang Buaya dalam peristiwa berdarah yang dikenal dengan peristiwa G 30 S PKI.
"Sebelum kejadian (peristiwa 30 September) kami sedang mempersiapkan di Pantai Ancol untuk show of force acara HUT TNI. Kami sudah persiapkan sejak bulan Juli," cerita Venkandou
EJ Venkandou dan rekannya Soegimin, ikut menghadiri peringatan hari Kesakitan Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2015).
Venkandou kini tinggal di Desa Kedung Rejo, Rt 001/rw04. Krajan, Kecamatan Muncak, Banyuwangi Jawa Timur. Sementara Soegimin tinggal di Jalan Ketintang Baru gank -12 No 27 Ketintang, Surabaya.
Di dalam tenda, pada 30 September 1965 malam, cerita Vendkandou, sudah merasakan situasi yang tidak seperti biasanya. Ia melihat banyak sekali tentara seperti mau akan melakukan operasi.
"Situasi di daerah Priok, banyak tentara seperti mau ada operasi, seperti ada mau perang. Teman-teman yang pulang cerita. Eh, kok banyak tentara, ada mau operasi," ceritanya.