Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KH Miftachul Akhyar Mundur dari MUI: Saya Takut Jadi Orang Pertama yang Berbuat 'Bid'ah' di NU

Kiai Haji Miftachul Akhyar menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in KH Miftachul Akhyar Mundur dari MUI: Saya Takut Jadi Orang Pertama yang Berbuat 'Bid'ah' di NU
Dokumentasi NU
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI, KH Miftachul Akhyar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kiai Haji Miftachul Akhyar menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Hal ini ia lakukan setelah terpilih menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Mukmatar ke-34 NU, Desember lalu.

Kiai Miftah memutuskan mundur dari Ketum MUI untuk merealisasikan janjinya agar tak merangkap jabatan di organisasi lain.

Hal itu disampaikan oleh Miftachul saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022).

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Miftachul dikutip dari laman resmi NU.

Baca juga: KH Miftachul Akhyar Mundur Dari Jabatan Ketua Umum MUI, Ini Respons Anwar Abbas

Mulanya, ia merasa keberatan untuk mengundurkan diri dari MUI. Sebab, berdasar pengalaman, Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI pula.

"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Selang beberapa bulan pemilihannya, Miftachul Achyar pun merealisasi janji yang ia sampaikan di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.

Anggota Ahwa, Zainal Abidin, mengatakan pihaknya tidak ingin Miftachul rangkap jabatan sebab ia berharap Rais Aam periode 2021-2026 itu fokus mengembangkan PBNU.

Permintaan itu pun didukung oleh sembilan ulama sepuh pada pertemuan tertutup Ahwa.

"Kalau ingin menjadi Rais Aam NU 2021-2026, diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain dan itu disetujui oleh semua anggota Ahwa," kata Zainal dalam Muktamar ke-34 PBNU di Lampung Tengah, 24 Desember 2020.

Terpisah, Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, KH Salahuddin Al-Aiyub membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri dimaksud.

Baca juga: Profil Lengkap KH Miftachul Akhyar Penerus KH Maruf Amin yang Putuskan Mundur dari Ketua MUI

"Awal pekan ini surat diterima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," tegasnya.

Hal senada dikatakan Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam. Ia mengatakan surat pengunduran diri Kiai Miftah akan dibahas terlebih dahulu.

Pembahasan dilakukan dengan merujuk pada aturan di internal MUI.

"Surat pengunduran diri tersebut akan dibahas dalam rapat dengan merujuk pada aturan organisasi," ujar Niam.

Termasuk siapa yang akan menggantikan Miftachul sebagai Ketum MUI, menurut Niam hal itu akan dibahas dalam rapat internal.

"Nanti akan dibahas. Apakah bisa, apa tidak," katanya

Respons Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas merespons soal kabar mundurnya Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar.

Kepada Tribunnews.com, Anwar Abbas mengaku belum bisa berkomentar banyak.

"Saya masih berduka mendengar berita ini," kata Anwar Abbas dalam pesan singkatnya, Rabu (9/3/2022).

Anwar Abbas pun menjelaskan soal bagaimana Kiai Mif, sapaan akrab Miftachul Akhyar, begitu dibutuhkan di MUI.

"Padahal umat sangat membutuhkan sosok pemimpin seperti beliau," kata dia.

Sebelumnya, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Hal itu disampaikan Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022).

Baca juga: Alasan KH Miftachul Akhyar Undur Diri dari Jabatan Ketua Umum MUI, Singgung Soal Rangkap Jabatan

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," ujar Miftah yang dikutip dari NU Online, Rabu (9/3/2022). (tribun network/den/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas